Yerusalem (ANTARA News) - Otoritas Yerusalem membatasi akses ke salah satu situs tersuci Yahudi setelah bongkahan batu besar dari Tembok Ratapan jatuh dan nyaris menimpa seorang pengunjung.
"Batu itu, yang beratnya 100 kilogram, jatuh di dekat seorang perempuan yang sedang berdoa... tapi tidak mengenainya," kata Wali Kota Yerusalem Nir Barkat dalam sebuah pernyataan pada Senin (23/7).
Dia mengemukakan fakta bahwa tidak adanya yang terluka dalam insiden tersebut merupakan "mukjizat besar."
Barkat mengunjungi tempat kejadian dengan insinyur kota dan pejabat keamanan Yerusalem, yang menyatakan tempat itu berbahaya dan menutupnya bagi publik sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut.
Rabi Tembok Ratapan Shmuel Rabinowitz mengatakan dia tidak dapat menjelaskan insiden tersebut, tapi fakta bahwa itu terjadi setelah pertemuan besar di Tembok Barat perlu direnungkan.
Pada Minggu, puluhan ribu jemaat Yahudi memadati area terbuka utama Tembok Ratapan untuk melakukan doa tahunan mengenang pembakaran Bait Suci era-Alkitab Yahudi.
Insiden Senin terjadi di area Tembok Ratapan yang jarang dikunjungi, tempat perempuan dan lelaki bisa berdoa bersama, berlawanan dengan praktik Yahudi Ortodok.
Rabinowitz mengatakan batu-batu di atas area doa utama Tembok Ratapan diperiksa oleh para profesional dua kali setahun.
Tembok Ratapan di Yerusalem timur yang dicaplok Israel merupakan tempat orang Yahudi diizinkan untuk berdoa. Mereka meyakini itu sebagai sisa-sisa tembok pendukung Bait Suci kedua Alkitab mereka yang pada masa lalu dihancurkan oleh orang-orang Romawi, demikian menurut siaran kantor berita AFP. (mr)
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018