Beirut (ANTARA News) - Pemerintah Suriah pada Senin mengecam evakuasi terhadap ratusan relawan organisasi White Helmet beserta keluarga mereka, dengan menyebutnya sebagai "aksi kejahatan" "Israel dan para bonekanya".
Para relawan dan keluarga White Helmet -- yang selama ini dikenal membantu korban perang di Suriah -- mengungsi dari Suriah menuju wilayah Dataran Tinggi Golan lalu meneruskan perjalanan sampai ke Jordania pada akhir pekan lalu.
Mereka mengungsi dari operasi militer pemerintah Suriah dan Rusia yang tengah berupaya membebaskan kawasan barat daya dari tangan gerilyawan.
Israel mengaku telah membantu evakuasi terhadap White Helmet atas permintaan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan sejumlah pemimpin negara lainnya. Selain itu, ada kekhawatiran terkait keselamatan para relawan.
Pemerintah Suriah selama ini menuding White Helmet, yang juga dikenal sebagai Syria Civil Defence, sebagai organisasi teroris yang menjadi boneka negara-negara Barat. Presiden Bashar al Assad bahkan mengatakan bahwa White Helment adalah bagian dari kelompok bersenjata Al Qaida di Suriah.
White Helmet adalah organisasi yang dibentuk untuk memberi bantuan penyelamatan di wilayah-wilayah gerilyawan. Para relawan lembaga ini sering menyelamatkan orang yang terjebak di bawah timbunan bangunan yang runtuh akibat pengeboman pesawat pemerintah.
Kantor berita Suriah SANA, mengutip seorang pejabat kementerian luar negeri, mengatakan bahwa evakuasi itu "menunjukkan wajah sebenarnya dari organisasi yang dikenal sebagai White Helmet", yang mereka sebut sebagai ancaman terhadap stabilitas dan keamanan karena merupakan bagian dari terorisme.
White Helmet sendiri mengatakan bahwa relawan mereka sering kali menjadi sasaran serangan pemerintah Suriah dan sekutunya selama masa perang yang sudah berlangsung selama tujuh tahun.
Dalam pernyataan tertulis pada Senin, White Helmet mengatakan empat relawannya telah tewas dan puluhan lainnya terluka akibat operasi militer di wilayah barat daya Suriah. Empat bangunan milik organisasi dan sejumlah kendaraan hancur akibat pengeboman pasukan pemerintah.
"Sejak terbentuknya organisasi kami, sebanyak 251 relawan telah tewas saat bertugas," kata White Helmet.
Organisasi itu mengatakan bahwa 98 relawan laki-laki dan perempuan, serta 324 anggota keluarga mereka kini telah berada di Jordania setelah melakukan perjalanan melewati Dataran Tinggi Golan.
Sebelumnya, para relawan White Helmet masih bisa mengungsi ke Idlib di utara saat pasukan pemerintah berhasil merebut kawasan timur seperti Aleppo dan Ghouta dari tangan gerilyawan. Saat itu mereka mendapat jaminan akan selamat sampai Idlib.
Namun sekarang di wilayah barat daya Suriah, White Helmet mengatakan bahwa tidak ada jaminan jalur aman bagi relawan kemanusiaan untuk pergi ke wilayah lain di Suriah. Dengan demikian, satu-satunya pilihan adalah evakuasi lintas negara.
"Ini adalah alternatif satu-satunya bagi para relawan kami, yang jika tidak melakukannya akan berisiko kehilangan nyawa di tangan rezim Suriah dan sekutunya, Rusia," kata White Helmet.
Seorang sumber pemerintahan Jordania mengatakan bahwa para relawan akan ditempatkan di sebuah lokasi rahasia, dan akan dikirimkan untuk bermukim di Inggris, Jerman, serta Kanada dalam tiga bulan mendatang.
Sumber yang lain mengatakan jumlah awal relawan yang akan dievakuasi adalah 800 orang. Namun, hanya 422 yang selamat sampai tujuan karena terhambat pos pengamanan pemerintah Suriah dan perluasan kelompok ISIS bersenjata di wilayah yang sama.
(G005)
Baca juga: Ratusan anggota "helm putih" Suriah dievakuasi ke Yordania
Baca juga: Gerilyawan Suriah mundur dari perbatasan Golan
Baca juga: Warga Suriah mendamba damai setelah tujuh tahun konflik
Pewarta: -
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018