"Itu video dari Yaser bin Tamrin napiter di Gunung Sindur," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Untuk kronologinya, Iqbal mengatakan pada 26 Juni 2018, Yaser mengeluh perut terasa panas, muntah dan lemas sehingga tim medis memberinya obat. Selanjutnya pada 4 Juli 2018 Yaser mengeluh kram di bagian perut dan muntah sehingga perawat kembali memberi obat.
Melalui CCTV, pada Minggu (15/7) dini hari dilaporkan tidak terdapat aktivitas sama sekali dari Yaser sejak beberapa jam sebelumnya sehingga petugas rutan mengecek kondisinya.
Setelah diketahui kondisi Yaser lemas, kemudian ia dipindahkan ke poliklinik agar diberikan tindakan medis. Hasil pemeriksaan perawat menunjukkan keadaan umum apatis dan tensi tidak teraba sehingga segera dibawa ke RSUD Tangerang Selatan.
Setibanya di IGD RSUD, Yaser ditangani oleh dokter dan dinyatakan oleh dokter kondisinya sudah cukup membaik, kemudian atas izin dokter, Yaser dibawa kembali ke rutan untuk rawat inap di poliklinik rutan.
Pada Selasa (17/7) sore, perawat memeriksa kondisi Yaser yang masih sadar dan masih mau makan, tetapi pada pukul 18.30 WIB, tahanan tersebut terlihat pucat, napasnya pendek-pendek dan tidak sadar.
Yaser pun kembali dibawa ke RSUD Tangerang Selatan dan tiba pada pukul 19.00 WIB. Selanjutnya pada 19.45 WIB, Yaser dinyatakan meninggal dunia oleh dokter.
Masyarakat pun diimbau untuk tidak mudah percaya pada video beredar di media media sosial serta turut menyebarkan tanpa memastikan kebenaran terlebih dulu.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018