Jakarta (ANTARA News) - Perkembangan buruk yang terjadi di bursa Amerika Serikat, Wall Street, dan sebagian besar bursa di Asia, telah mendorong terjadinya dominasi jual di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada Senin sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun tajam.IHSG ditutup jatuh 80,684 poin (3,55 persen) ke posisi 2.189,107, level terendah dalam sebulan terakhir, demikian juga indeks LQ-45 turun 18,780 poin (3,99 persen) menjadi 451,440. Analis Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Miranda Hotmadiah mengatakan, penurunan tajam indeks BEJ ini lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen negatif anjloknya saham-saham di bursa AS yang diikuti oleh saham-saham bursa Asia. "Anjloknya bursa AS pada Jumat pekan lalu karena merosotnya perekonomiannya yang tertekan sektor perumahan juga menjadi dampak penurunan hampir semua saham Asia, kecuali bursa China," katanya. Menurut Miranda, dengan adanya penurunan perekonomian AS ini dikhawatirkan berdampak pada turunnya ekspor negara-negara Asia ke negara adidaya tersebut. Selain itu, lanjutnya, penurunan indeks ini juga dipicu oleh masih tingginya harga minyak mentah dunia yang berada di kisaran 74 dolar per barrel. Sedangkan dari dalam negeri, kata Miranda, masih melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang masih di atas 9.300 per dolar AS juga menjadi sentimen negatif di bursa Jakarta. Dari keseluruhan saham yang aktif BEJ, 216 saham ditutup melemah, hanya 13 yang harganya menguat, dan 22 harganya tidak berubah. Penurunan indeks dipimpin oleh turunnya saham Bumi Resources (BUMI) Rp125 menjadi Rp2.375, Perusahaan Gas Negara (PGAS) melemah Rp400 ke level Rp9.750, Bank Menadiri (BMRI) terpeleset Rp100 ke posisi Rp3.200 dan Telkom (TLKM) melemah Rp300 ke harga Rp10.600. Volume perdagangan mencapai 3,552 miliar saham dengan nilai Rp3,268 trilun dari 41.924 kali transaksi. Posisi investor asing `net buy` (beli netto) mencapi Rp83,892 miliar.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007