Jakarta (ANTARA News) - Sebagian pengguna KRL pada Senin memilih langsung membeli tiket untuk kembali begitu tiba di stasiun tujuan demi menghindari antrean panjang pembelian tiket kereta karena PT Kereta Commuter Indonesia sementara memberlakukan kembali penggunaan tiket kertas untuk setiap perjalanan menyusul pemeliharaan sistem tiket elektroniknya.
Di Stasiun KRL Palmerah, Jakarta Pusat, sebagian penumpang yang turun dari kereta langsung bergegas mengantre membeli tiket untuk perjalanan kembali supaya tidak perlu mengantre lama sebelum pulang sore nanti.
"Biar nanti sore enggak perlu ngantre lama untuk beli lagi," ujar Iman (28), yang berangkat dari Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan.
Iman mengaku sempat khawatir pagi tadi harus mengantre lama untuk membeli tiket, karena itu dia langsung membeli tiket pulang begitu tiba di Stasiun Palmerah.
PT Kereta Commuter Indonesia melakukan pembaruan dan pemeliharaan sistem e-ticketing sejak Sabtu (21/7). Untuk keperluan itu, pada Senin para pengguna KRL yang menggunakan kartu uang elektronik dari bank maupun pemilik Kartu Multi Trip (KMT) harus membeli tiket kertas secara manual. Harga untuk seluruh destinasi sebanyak 79 stasiun KRL dibanderol Rp3.000 untuk satu kali perjalanan.
Beberapa pengguna kereta belum mengetahui perubahan itu.
"Saya baru tahu kalau harus beli tiket kertas. Ini mau ke Kalibata, agak buru-buru sih. Kalau mesti ngantre begini, saya sudah pasti telat," keluh Ade (46).
Baca juga: Antre tiket KRL mengular, penumpang protes
Baca juga: Stasiun Bogor kondusif meski antrean panjang
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018