Sydney (ANTARA News) - Mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao, Senin, diperkirakan akan ditunjuk sebagai perdana menteri negara tersebut.
Setelah lebih dari sebulan Pemilu belum menemukan hasil, Presiden Jose Ramos Horta mengatakan bahwa dia akan menggunakan kekuasaan konstitusional untuk memecah kebuntuan dan meminta Gusmao serta mitra koalisinya di Aliansi Besar untuk membentuk pemerintahan.
Ramos Horta yang hingga dua bulan lalu masih perdana menteri, lewat siaran televisi kepada 1 juta penduduk di negara itu mengatakan bahwa dia harus bertindak, sebab parlemen baru telah bersidang selama satu pekan namun belum muncul nama pemimpin.
"Berdasarkan interpretasi saya dan berdasarkan kehendak rakyat serta penilaian saya atas Parlemen Nasional, Aliansi Besar dapat membentuk pemerintahan sebab mereka akan mensahkan APBN," kata peraih penghargaan Nobel Perdamaian itu, seperti dikutip DPA.
Dalam Pemilu 30 Juni, Partai Fretilin pimpinan mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri mendapat 21 kursi di badan pembuat undang-undang itu.
Partai baru CNRT pimpinan Gusmao berada di urutan kedua dengan 18 kursi ditambah mitra koalisi.
Alkatiri, yang terguling pada Juni 2006 akibat kerusuhan massal menyusul pemecatan 600 tentara, berpendapat bahwa Fretilin harus membentuk pemerintahan, karena partai itu memiliki kursi terbanyak dari 65 kursi di majelis.
Kursi Fretilin berkurang menjadi 29 persen dari sebelumnya yang 57 persen pada 2001. (*)