"Tentunya evaluasi kami lakukan, tetapi kegiatan ini akan terus berlangsung di tahun berikutnya," kata Rektor IPB Dr Arif Satria di Kampus IPB Dermaga, Sabtu.
Sebelumnya diberitakan kecelakaan kapal KM Orange yang ditumpangi 24 orang rombongan "Field Courses" 2018 Pulau Tinjil, terdiri atas mahasiswa, dosen dan mahasiswa asing, termasuk awak kapal terjadi pada Kamis (19/7).
Arif mengatakan Program Field Courses merupakan kerja sama IPB dengan Center for Global Field Study, University of Washington, USA.
"Program ini merupakan program rutin tahunan PSSP IPB dimulai tahun 1991," kata Arif.
Program field course in Conservation Biology and Global Health tahun 2018 ini bertujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang satwa primata, habitat dan upaya konservasinya, metode penelitian di lapangan, masalah human-primate conflict dan permasalahan lingkungan, serta kesehatan global.
Kepala Pusat Studi Swata Primata (PSSP) IPB, Huda Darusman mengatakan `field course` selain pengembangan ilmu penvetahuan, juga merupakan sarana interaksi efektif dan pertukaran budaya antara mahasiswa Indonesia dengan mahasiswa asing.
Setiap akhir kegiatan `field course` dilakukan `outreach education` program bagi anak-anak SD di sekitar `base camp`.
"Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk pengabdian sosial yang dilakukan PSSP IPB," kata Huda.
Menurutnya, pada awal pelaksanaanya, `field course` hanya diikuti mahasiswa IPB, selanjutnya melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia seperti UI, UGM, Unpas, Udayana, Unsrat dan UNS.
"Kegiatan ini juga diikuti instansi kehutanan, LIPI, Perhutani dan LSM," katanya.
Ia menyebutkan pada tahun 1995, mahasiswa dari University of Washington mulai mengikuti program tersebut. Dan tahun-tahun berikutnya meluas ada mahasiswa dari Cambridge, Uppsala, Miyazaki, Mahasarakam, Oregon Community College dan Trinity University.
Staf pengajar atau narasumber `field course` berasal dari IPB, University of Washington, UNS, UI, Central Oregon Community College, Mahasarakam University dan Trinity University.
"Program ini telah menghasilkan guru besar yakni Prof Matthew, alumnus `field course` 1995, dari Oregon State university," katanya.
Huda menambahkan setiap tahunnya Prof Matthew membawa mahasiswa dari Oregon untuk menjadi peserta pelatihan `field course` di Tinjil.
"`Field course` di Tinjil juga sudah diadopsi oleh Prof Matthew dibawa ke Nepal dan Manado juga," kata Huda.
Rektor IPB Arif Satria menambahkan, Pulau Tinjil menjadi salah satu laboratorium lapangan IPB yang menjadi habitat alami monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).
Baca juga: Rektor IPB sampaikan duka atas kecelakaan kapal
Baca juga: Tim peneliti IPB selamat dalam kecelakaan kapal
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018