"Saat ini perairan Indonesia masih berada pada kondisi yang perlu diwaspadai dan diperkirakan gelombang ekstrem berikutnya puncaknya akan terjadi pada 24 sampai 25 Juli mendatang," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan, gelombang ekstrem tersebut berpeluang terjadi di wilayah perairan Selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Faktor penyebab gelombang tinggi tersebut yaitu masuknya periode puncak musim kemarau yaitu pada Juli dan Agustus khususnya wilayah Indonesia bagian selatan yaitu Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Selain itu juga terjadi karena hembusan massa udara atau angin yang dingin dan kering dari wilayah Australia yang berdampak pada minimnya potensi hujan dan terjadinya peningkatan kecepatan angin mencapai 35 km per jam sampai 50 km per jam.
Saat ini juga terjadi kondisi tekanan udara tinggi yang bertahan di Samudera Hindia tepatnya di sebelah barat Australia atau disebut Mascarene High yang memicu gelombang tinggi di perairan selatan Indonesia.
Hal ini disebabkan kecepatan angin yang tinggi disekitar Mascarene High dan terjadinya alun yang dibangkitkan oleh Mascarene High tersebut dan itu menjalar hingga perairaan barat Sumatera, Selatan Jawa hingga Pulau Sumba.
"Bahkan kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan gelombang hingga enam meter di perairan selatan Jawa dan Nusa Tenggara," tambah dia.
Dirincikan wilayah yang akan berpeluang mengalami gelombang tinggi yaitu mulai 22 Juli hingga 26 Juli 2018 di Arafuru dan perairan Jayapura dengan ketinggian 2,5 meter dan dapat mencapai empat meter atau kategori berbahaya.
Juga di perairan Sabang, perairan Utara dan Barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, barat Bengkulu hingga Kepulauan Enggano, perairan Barat Lampung, selat Sunda bagian selatan Jawa hingga Sumbawa, Selat Bali, Selat Lombok bagian selatan, dan perairan selatan Pulau Rote.
Pada 24 hingga 26 Juli berpeluang terjadi peningkatan gelombang lebih tinggi lagi sampai enam meter atau sangat berbahaya di perairan Barat Aceh, perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Samudera Hindia barat Sumatera hingga perairan selatan Jawa hingga Sumba,
Selat Bali, Selat Lombok Selat Alas bagian selatan, Samudera Hindia bagian selatan, Jawa hingga NTB.
Untuk itu masyarakat diimbau agar mewaspadai ketinggian gelombang dan menunda kegiatan penangkapan ikan saat gelombang tinggi.
Serta memperhatikan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG untuk keselamatan jiwa bersama.
Baca juga: BMKG peringatkan transportasi laut di Kepri agar hati-hati
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018