PBB (ANTARA News) - Amerika Serikat mendesak pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk memenuhi janjinya menghapus senjata nuklir dan menyatakan bahwa dunia, termasuk China dan Rusia, harus tetap memberlakukan sanksi pada Pyongyang.
Usai bertemu dengan sejumlah utusan Dewan Keamanan PBB di New York, Jumat, Menteri Luar Negeri AS dan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley meminta dunia untuk tidak melonggarkan sanksi pada Pyongyang, lapor Reuters.
Pernyataan itu disampaikan setelah Rusia dan China mendorong Dewan Keamanan untuk segera merundingkan peringanan sanksi.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dan Kim bertemu untuk pertama kali di Singapura pada bulan lalu -- yang kemudian diikuti pertemuan Pompeo dengan Kim.
Lalu pada Jumat, Pompeo menegaskan kembali bahwa pihaknya telah mencapai sejumlah kemajuan soal denuklirisasi Semenanjung Korea.
"Ketua Kim telah berjanji, bahwa dia akan mengupayakan denukirisasi. Korea Utara telah mengerti apa artinya. Kami harus menyaksikan Ketua Kim untuk menepati janjinya kepada dunia," kata Pompeo.
Pompeo juga mendesak Pyongyang untuk segera menghentikan pelanggaran sanksi. Sementara itu Haley menyatakan bahwa cara terbaik untuk mempercepat perundingan Amerika Serikat dan Korea Utara adalah dengan memberlakukan sanksi, bukan dengan melonggarkannya.
"Kami tidak bisa melonggarkan sanksi sampai kami melihat Korea Utara memenuhi janjinya soal denuklirisasi," kata Haley kepada wartawan.
Pada pekan lalu, Amerika Serikat memprotes komite sanksi Dewan Keamanan PBB bahwa, sampai 30 Mei, ada 89 pemindahan sejumlah produk minyak dari kapal ke kapal Pyongyang pada tahun ini. Tindakan tersebut melanggar sanksi PBB.
Amerika Serikat meminta komite sanksi menghentikan ekspor produk minyak jadi pada Korea Utara. Namun Rusia dan China menahan permintaan tersebut pada Kamis dan meminta Washington untuk mengungkap lebih banyak bukti.
"Apa yang mereka inginkan dengan menahan permintaan kami? Apakah mereka hendak mengatakan bahwa mereka ingin terus menyuplai minyak kepada Korea Utara? Mereka meminta lebih banyak informasi, tapi menurut kami tidak perlu," kata Haley.
"Kami menekan China dan Rusia untuk mematuhi kesepakatan dan membantu kami melewati situasi ini menuju denuklirasi," kata Haley.
Meski demikian, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy mengatakan bahwa tidak ada alasan bagi Haley untuk menghina Moskow.
"Kami mematuhi semua kesepakatan yang ada. Kami hanya mengajukan pertanyaan sesuai dengan aturan dari komite sanksi. Kami tidak menghentikan apapun, kami hanya menundanya. Haley harus lebih banyak belajar hal-hal dasar," kata Polyanskiy.
Di sisi lain, Duta Besar China untuk PBB, Ma Zhaoxu, mengatakan bahwa pihaknya masih berkomitmen pada denuklirisasi di kawasan Semenanjung Korea.
"Semua pihak harus mengimplementasikan secara penuh resolusi yang disahkan Dewan Keamanan," katanya kepada wartawan usai bertemu Pompeo.
(Uu.G005/R013)
Pewarta: LKBN Antara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018