"Perbankan jadi punya satu acuan yang benar-benar riil ..."
Jakarta (ANTARA News) - Instrumen baru pasar uang di Indonesia, Indonia, akan diterapkan pada 1 Agustus 2018, kata sumber Antaranews, di Jakarta, Jumat.
Indonia, seperti yang diungkapkan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto, akan memberi acuan yang lebih riil bagi perbankan, sehingga penentuan bunga transaksi di pasar tidak didominasi bank-bank tertentu.
"Perbankan jadi punya satu acuan yang benar-benar riil bukan yang dikendalikan bank kecil atau bank besar atau asing atau bank pemerintah tapi benar-benar riil transaksi," ujarnya.
Erwin menekankan Indonia adalah bunga riil berbasiskan transaksi yang terjadi. Dengan demikian Indonia akan benar-benar menggambarkan kondisi likuiditas yang terdapat di pasar.
Oleh karena suku bunga yang terjadi tidak akan dibentuk oleh kuota-kuota transaksi pelaku pasar atau perbankan.
"Kalau yang kita hindari jangan sampai orang itu sembarangan menyetir pasar dengan membuat kuotasi-kuotasi sembarangan," ujar dia.
Alasan BI akan menerapkan Indonia juga karena mengacu pada praktik terbaik yang diterapkan bank sentral lain di dunia.
Erwin masih enggan menjelaskan secara rinci mengenai penetapan Indonia tersebut. Bank Sentral, kata dia, pada akhir Juli 2018 akan memberikan penjelasan lengkap soal Indonia sebelum diterapkan.
Gubernur BI Perry Warjiyo pada Kamis kemarin, sedikit menjelaskan bahwa Bank Sentral memang akan menerbitkan instrumen baru pasar uang bernama Indonia guna meningkatkan kredibilitas acuan suku bunga di pasar keuangan.
Indonia akan digunakan untuk transaksi bertenor satu hari (overnight).
Baca juga: BI: kenaikan bunga serap "inflow" Rp6 triliun
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018