Perusahaan itu membakar pakaian, aksesoris, dan parfum yang tidak terjual senilai 28,6 juta poundsterling (sekitar Rp537,3 miliar), menurut laporan tahunannya, dalam sebuah praktik yang sekarang banyak digunakan di seluruh industri tersebut untuk mencegah pemalsuan.
Para penjual produk-produk tersebut menyebutnya sebagai langkah untuk melindungi kekayaan intelektual dan mencegah produk itu dicuri atau dijual dengan harga diskon.
"Burberry memiliki proses yang hati-hati untuk meminimalkan jumlah kelebihan stok yang kami produksi," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
"Pada saat penghancuran produk-produk itu diperlukan, kami melakukannya dengan cara yang bertanggung jawab dan kami terus mencari cara untuk mengurangi dan menilai kembali limbah kami," demikian AFP.
Baca juga: Burberry tampilkan iklan terbaru hasil jepretan Brooklyn Beckham
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018