... apakah menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel yg menggunakan 100 persen dari kelapa sawit atau energi primer ..."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menuturkan bahwa salah satu poin dari rancangan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) adalah pemerintah daerah (pemda) diminta untuk membuat perencanaan pembangkit listrik sesuai dengan potensi daerahnya masing-masing.
"Kalau misalnya kecepatan anginnya tinggi, seperti di Kabupaten Sidrap dan Jeneponto di Sulawesi Selatan, serta Kabupaten Tanah Laut di Kalimantan Selatan didorong untuk membuat pembangkit listrik tenaga angin," ungkap Jonan di Komisi VII, Jakarta, Kamis (19/7).
Baca juga: Peresmian PLTB Sidrap jadi sejarah baru kelistrikan Indonesia
Jonan mencontohkan, jika di suatu daerah memiliki tambang batubara, maka bisa dibuat pembangkit listrik tenaga uap mulut tambang (mine-mouth coal-fired power plant), dan jika terdapat geothermal, maka sebaiknya membangun pembangkit berbasis panas bumi.
Pembuatan perencanaan pembangkit listrik berbasis potensi daerah masing-masing, menurut dia, bertujuan untuk memenuhi target ketahanan energi nasional. Hal tersebut akan berimplikasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor energi.
Jonan menjelaskan bahwa dari kapasitas kelistrikan nasional yang terpasang sekarang itu sekitar 63.000 MW, sekitar 5 persen atau 3.200 MW di antaranya menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel, yang akan membuat impor solar semakin meningkat
"Kita menyarankan ini harus diganti, apakah menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel yg menggunakan 100 persen dari kelapa sawit atau energi primer yang lain sesuai dengan kemampuan daerah masing-masing," demikian Ignasius Jonan.
Baca juga: Jonan: Adaptasi terhadap perkembangan teknologi tingkatkan kinerja
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018