Kita lagi kaji dalam satu-dua bulan, mana yang akan kita ambil."

Jakarta (ANTARA News) - Bank Mandiri sedang mengincar pendanaan untuk menambah pasokan valuta asing (valas) senilai 500 juta dolar Amerika Serikat (AS) dengan pilihan skema penerbitan obligasi, pinjaman bilateral atau repo.

"Kita lagi kaji dari sisi tenor dan cost, mana yang efisien dan optimal," kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo saat ditemui di Jakarta, Kamis (19/7).

Tiko, panggilan akrab Kartika, menjelaskan semua instrumen pendanaan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing untuk memenuhi kebutuhan valas dalam waktu dekat.

Meski demikian, ia mengakui, pendanaan melalui repo menjadi opsi pertama karena saat ini ada bank asing yang berminat untuk memberikan pinjaman dengan agunan surat utang.

"Instrumennya lagi kita kaji, tapi most likely dan yang menarik adalah repo karena kita punya underlying SUN, jadi cost-nya bisa lebih rendah. Tapi, kalau repo memang tidak bisa panjang," ujarnya, terkait surat utang negara (SUN).

Ia menambahkan opsi jangka pendek untuk menambah pasokan valas perlu dilakukan, karena para investor saat ini sedang melakukan penarikan dana ke luar negeri, sehingga kemampuan pembiayaan perbankan melalui valas menjadi terbatas.

Oleh karena itu, ia memastikan keputusan untuk opsi pendanaan akan diputuskan dalam satu hingga dua bulan mendatang.

"Kita lagi kaji dalam satu-dua bulan, mana yang akan kita ambil," demikian Kartika Wirjoatmodjo.

Baca juga: Mandiri catatkan peningkatan laba Rp12,2 triliun semester I-2018

Pewarta: Satyagraha
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018