Jakarta (ANTARA News) - Teknologi blockchain diyakini akan berkembang di negeri ini mengingat penerapannya dapat dipakai di berbagai sektor.
“Saya rasa Indonesia akan cepat memakai teknologi ini, dari segi startup maupun perusahaan yang sudah settle,” kata Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia, Steven Suhadi, saat lokakarya untuk wartawan di Jakarta, Kamis.
Teknologi pencatatan data terintegrasi ini tergolong baru, meski pun sebetulnya blockchain merupakan gabungan dari teknologi yang telah lama ada, yaitu enkripsi, internet dan kesepakatan.
Pemain blokchain di Indonesia pun belum begitu banyak, namun, tidak berarti Indonesia ketinggalan karena di tingkat global, teknologi ini pun masih tergolong baru, meski pun memang ada sejumlah negara yang lebih maju dalam menerapkan blockchain seperti Jepang.
Saat ini, kata Steven, sebaran pengetahuan mengenai blockchain di Tanah Air belum merata, membuatnya menjadi tantangan bagi aplikasi blokchain di Indonesia.
“Tantangan blockhain di Indonesia, tentang edukasi, kebanyakan mereka tahu blockchain sama dengan Bitcoin,” kata dia.
Steven mengharapkan dengan edukasi, para pengembang yang membuat solusi berbasis blockchain dapat memiliki peningkatan kemampuan.
“Saya rasa blockchain punya kesempatan untuk melompat kalau edukasi lebih baik,” kata dia.
Di samping edukasi, peran pemerintah terhadap kemajuan teknologi ini juga penting. Asosiasi berharap pemerintah membuat regulasi yang kondusif agar pertumbuhannya positif.
Baca juga: Bekraf akan manfaatkan blockchain untuk hak cipta musik
Baca juga: Mungkinkah penyimpanan data blockchain geser teknologi cloud?
Baca juga: Rudiantara: Aplikasi perpajakan gunakan "blockchain" lebih transparan (video)
Baca juga: Mungkinkah blockchain untuk pemilu di Indonesia?
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018