Solo (ANTARA News) - Seniman jalanan asal Solo, Agus Dhukun, menciptakan lagu bertema Asian Games 2018 hanya dalam waktu 20 menit sebelum penyelenggaraan Pawai Obor sepanjang 10 kilometer di kota Solo, Kamis.
"Saya membuat lagu tentang Asian Games ini tadi pagi setelah tahu ada penyelenggaraan pawai obor," kata Agus selepas menyajikan lagunya di Pendopo Balikota Solo.
Pria bernama Agus Sunaryo itu mengaku tidak diundang oleh Pemerintah Kota Solo ataupun Panitia Penyelenggara Pawai Obor Asian Games 2018.
"Saya tidak diundang. Tapi kalau ada acara keramaian, saya selalu datang dan membawa gitar, seakan ada intuisi saja yang membimbing saya," ujarnya.
Selama sekitar 15 menit, pria berusia 55 tahun itu menyuguhkan lagunya setelah para pembawa obor Asian Games serta jajaran Pemerintah Kota Solo meninggalkan pendopo balaikota.
"Saya lakukan ini karena keikhlasan. Saya menyanyi dan mendatangi penonton, bukan penonton mendatangi saya," kata seniman yang mengaku juga pernah bernyanyi tentang kesedihan ketika melayat seseorang.
Namun, Agus mengaku tidak mengetahui jika Asian Games 2018 telah memilik lagu resmi, bahkan album yang disusun oleh Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI).
"Kalau ada rejeki, atau ada yang mengajak, saya mau saja menonton Asian Games. Tapi saya akan tetap membuat lagu-lagu selain juga membuat batik," katanya.
Pawai Obor Asian Games 2018 di kota Solo menempuh jarak sekitar 10 kilometer dari Tugu Mahkuta hingga ke balaikota.
Pawai itu melibatkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (MenPUPera) Basuki Hadimuljono sebagai pembawa obor terakhir menuju Balaikota Solo.
Selain Menteri PUPera, Pawai Obor Asian Games di Solo juga diikuti Gubernur Jawa Tengah bersama istri, Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Kepala Polda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto, kemudian Kapolres Kota Surakarta Kombes Pol Ribut Hari Wibowo.
Selebritas seperti Dian Sastro Wardoyo, Aguung Hercules, serta Melanie Putria juga turut memeriahkan pawai obor yang juga disertai hiburan seni tradisional Reog, Tari Gambyong, dan Senam Kolaborasi itu.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018