Jakarta (ANTARA News) - Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin membantah bertemu Menteri BUMN Rini Soemarno sebelum dirinya kemudian diangkat sebagai salah satu Komisaris PT Angkasa Pura (AP) I.

"Saya tidak ada pertemuan khusus dengan beliau sama sekali. Jadi tentu ini menjadi domainnya, menjadi hak dan kewenangan beliau sebagai menteri dan karena itulah saya berterima kasih banyak," kata Ali Mochtar Ngabalin di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan bahwa dirinya sangat bersyukur mendapatkan kepercayaan dan amanah tersebut.

Menurut dia, penunjukkan dirinya sebagai jajaran komisaris BUMN pengelola bandara-bandara itu telah melalui tahapan seleksi yang sesuai prosedur.

"Yang pasti bahwa tentu ada tim yang untuk dan atas nama Ibu Menteri (BUMN) tentu mereka pelajari, menyeleksi, sampai pada keputusannya seperti itu," katanya.

Ngabalin mengaku proses untuk penunjukkan dirinya sebagai komisaris AP I sebenarnya sudah berlangsung lama.

"Ya itu sebetulnya proses yang sudah lama. Iya sebelum di KSP," kata pria asal Fakfak, Papua Barat itu.

Dengan menjadi komisaris sebagai amanah baru yang diembannya, Ngabalin bertekad akan mempelajari kembali aturan-aturan termasuk tugas dan kewajiban barunya di AP I.

"Dengan menjadi komisaris ini berarti ada yang mesti saya buka lagi aturannya, saya mesti baca aturannya," katanya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN mengumumkan perubahan susunan komisaris PT Angkasa Pura I (Persero) di mana terdapat tiga nama baru menduduki posisi Komisaris, yaitu Djoko Sasono, Tri Budi Satriyo, dan Ali Mochtar Ngabalin yang menggantikan tiga pejabat komisaris sebelumnya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018