Yogyakarta (ANTARA News) - Ahmad Dani, pentolan Grup Dewa 19, mengatakan bahwa musik dangdut sebenarnya memiliki potensi besar untuk lebih populer dan masuk pasar dunia (go international) kalau dikemas secara modern. "Musik dangdut yang dikemas secara tradisional susah mendapatkan pasar karena sekarang zamannya kosmopolitan," katanya saat jumpa pers kompetisi menyanyi Rock`n`dut Sprite D`Plong di Yogyakarta, Sabtu. Pria kelahiran Jakarta 26 Mei 1972 itu mengatakan musik dangdut di Indonesia terlalu menunjukkan ketradisionalannya, padahal sebenarnya banyak lagu-lagu barat yang berdasar aliran dangdut. Karena lagu-lagu barat itu dinyanyikan oleh wajah-wajah internasional dan "beat"-nya modern, maka lagu-lagu tersebut terlihat bagus dan dikonsumsi oleh masyarakat dunia. "Kalau saya nggak ada di Dewa, saya akan bekerja sama dengan Inul untuk membuat musik dangdut yang dikemas modern," katanya. Menurut dia, kemampuan Inul sebagai penyanyi tidak ada duanya di dunia, tetapi sayangnya tidak dikemas dengan baik. "Kalau dangdut yang sekarang bisa berevolusi menjadi `genre` dangdut yang lebih modern, pasti bisa `go internasional`," kata suami Maia Ahmad itu. Salah satu contoh inovasi musik dangdut adalah munculnya musik rock`n`dut (rock dan dangdut). Jenis musik ini memang tergolong baru, tetapi ke depannya memiliki peluang besar menjadi `genre` yang menjanjikan bagi pasar musik. Audisi Sprite D`Plong dilaksanakan di 15 kota di Indonesia dengan tema lagu berjudul "Bebaskan" yang diciptakan dan diaransemen oleh Ahmad Dhani. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007