"Dari 56 desa ini, ada 33 desa yang kami jaga penuh karena jika terbakar, maka asapnya masuk Palembang. Saat ini anggota tim saya sudah benar-benar tinggal di hutan," kata dia.

Palembang, (ANTARA News) - Luasan lahan dan hutan yang terbakar di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, mulai berkurang, Kamis pagi, setelah dilakukan operasi darat dan udara dalam dua hari terakhir.

Kepala Satuan Tugas Karhutla Sumsel yang menjabat sebagai Komando Resort Militer (Danrem) 044/Garuda Dempo, Kolonel Inf Iman Budiman di Palembang, Kamis, mengatakan dari sekitar 200 hektare lahan yang terbakar saat ini sudah mampu dipadamkan meski belum total.

"Saat ini operasi darat dan udara masih berlangsung bertujuan untuk melakukan pembasahan ke lahan dan hutan yang sudah terbakar. Kami ingin memastikan bahwa tidak bakal terbakar lagi," kata Iman yang dijumpai di Posko Penanggulangan Karhutla Palembang.

Kebakaran lahan terjadi di Desa Cinta Jaya, Kecamatan Pedamaran, yang setidaknya telah menghanguskan lahan seluas 105 hektare dan di Desa Kayu Labu, Kecamatan Pedamaran Timur seluas 75 hektare.

Lahan di Desa Cinta Jaya Kecamatan Pedamaran diketahui merupakan milik konsesi perusahaan perkebunan PT Rambang Agro Jaya. Sementara lahan di lokasi Desa Kayu Labu Kecamatan Pedamaran Timur merupakan lahan kosong.

Satgas bergerak cepat untuk memadamkan api dengan melakukan operasi udara dengan mengerahkan tiga helikopter pembom air yang dua di antaranya berkapasitas 4.000 liter dan satu unit helikopter patroli.

Selain itu, dilakukan juga operasi darat dengan menyisir langsung desa-desa yang terbakar untuk memastikan hal serupa tidak terjadi lagi.?

Menurut dia, dalam pemantauan Satgas Darat ditemukan "obat nyamuk bakar" ditumpukan jerami yang menandakan ada unsur kesengajaan untuk membakar lahan. "Tim dari Polda Sumsel saat ini sedang melakukan penyelidikan untuk menemukan pelakunya," kata dia.

Sejauh ini Satgas Karhutla telah mengerahkan 60 tim yang masing-masing terdiri dari 10 orang dari berbagai instansi terkait untuk menjaga 56 desa rawan terbakar yang tersebar di lima kabupaten, yakni Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Musi Rawas.

"Dari 56 desa ini, ada 33 desa yang kami jaga penuh karena jika terbakar, maka asapnya masuk Palembang. Saat ini angggota tim saya sudah benar-benar tinggal di hutan," kata dia.

Upaya mengedukasi masyarakat juga terus dilakukan mengingat pola penanaman sonor sudah membudaya di masyarakat khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

"Kami rencananya akan membawa perwakilan kelapa desa untuk naik helikopter, supaya bisa melihat sendiri betapa seriusnya masalah ini. Dan nantinya mereka ini yang akan bercerita ke warganya," kata dia.

Baca juga: Jelang Asian Games, Pemantauan daerah rawan karhutla ditingkatkanSumatera Selatan meningkatkan kesiagaan untuk mengantisipasi kejadian karhutla yang diperkirakan ancamannya semakin membesar memasuki bulan Agustus. Adanya 1,4 juta lahan gambut di daerah ini menjadi ancaman tersendiri.

Berdasarkan pantauan BMKG, sejumlah daerah rawan karhutla diketahui sudah tanpa hujan lebih dari enam hari dengan suhu rata-rata 32-34 derajat celcius (suhu ekstreem 35 derajat Celcius).

Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ini menjadi perhatian karena di periode genting itu akan dilaksanakan Asian Games XVIII pada 18 Agustus - 2 September 2018 di Palembang. Untuk itu Sumsel menetapkan status siaga merah pada 20 Juli-5 Agustus 2018.

Dalam satu atau dua hari ini, BNPB Pusat akan mendatangkan tiga unit helikopter jenis pembom air dengan kapasitas 4.000 liter ke Palembang. Sementara, pantauan satelit diketahui titik hotspot, Kamis, berkurang dari semula lima titik menjadi tiga titik.

Baca juga: Menteri Siti Nurbaya deg-degan hadapi bulan rentan karhutla

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018