Jakarta, 18/7 (Antara) - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 17 persen pada semester I-2018 sebesar Rp1,09 triliun, dari sebelumnya pada semester I-2017 sebesar Rp935 miliar.
Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu, menyatakan pertumbuhan laba bersih ini terjadi karena adanya efisiensi kinerja yang menyebabkan biaya dana maupun operasional lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.
"Meski lebih efisien, bukan berarti kualitas pelayanan kami menjadi turun. Kami lebih efisien berkat transformasi dan inovasi teknologi digital yang kami kembangkan sejak 2015," katanya.
Jerry memastikan optimalisasi platform teknologi dan inovasi dalam produk baru berbasis digital akan terus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta mendorong daya saing.
Saat ini, proses transformasi dan inovasi tersebut telah digulirkan dengan mengubah konsep pelayanan nasabah dari bank-sentris, menjadi nasabah-sentris.
Perubahan tersebut terlihat pada penggunaan platform digital dalam existing business yang mencakup pengembangan jaringan alternatif, integrasi cabang, otomasi proses, transformasi infrastruktur IT dan pelatihan karyawan.
"Melalui transformasi digital ini, jaringan layanan nasabah bertambah luas dengan kualitas yang tetap terjaga, meski jumlah kantor cabang berkurang dan organisasi menjadi lebih ramping," kata Jerry.
Transformasi dan inovasi digital ini telah menurunkan biaya operasional sebesar 12 persen (yoy), dari Rp2,73 triliun pada Juni 2017 menjadi Rp2,40 triliun pada Juni 2018.
Hal ini berdampak pada rasio biaya terhadap pendapatan (CIR) yang mencatatkan penurunan dari 63 persen menjadi 54 persen pada periode yang sama.
Dalam kesempatan ini, BTPN juga mencatatkan pertumbuhan likuditas sebesar dua persen, menjadi Rp80,3 triliun pada akhir Juni 2018, dari sebelumnya Rp78,5 triliun pada akhir Juni 2017.
Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga meningkat empat persen dari Rp69,4 triliun menjadi Rp72 triliun, sedangkan pinjaman pihak lain turun tujuh persen dari Rp9,03 triliun menjadi Rp8,35 triliun.
Rasio likuiditas (LFR) juga tercatat berada di level yang aman yaitu sebesar 84 persen pada semester I-2018.
Meski demikian, penyaluran kredit hanya tumbuh dua persen dari Rp66,3 triliun menjadi Rp67,8 triliun dalam periode yang sama, dengan nilai aset tumbuh tiga persen menjadi Rp99,9 triliun.
Penyaluran kredit ini diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 1,13 persen. Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) tercatat 24,1 persen.
Selama Semester I-2018, BTPN juga telah mengalokasikan investasi baru untuk Jenius dan BTPN Wow! sebesar Rp306 miliar.
Hingga akhir Juni 2018, BTPN Wow! telah memiliki 5,24 juta nasabah yang dilayani oleh lebih dari 213.000 agen, sedangkan jumlah pengguna Jenius telah mencapai lebih dari 700.000 nasabah.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018