"Kita ingin negara kita ada di depan, bukan di tengah, atau di belakang"Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi atas partisipasi aktif Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang turun langsung ke lingkungan masyarakat dan ikut membangun infrastruktur pedesaan.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan saat acara pengarahan Presiden kepada Babinsa di Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa, sempat ditayangkan video yang memperlihatkan sejumlah kegiatan sosial yang dilakukan Babinsa untuk membantu masyarakat seperti salah satunya membangun jembatan untuk anak-anak sekolah.
"Itu menjadi sebuah nilai yang lebih bagi Babinsa yang tadi memberikan pelatihan mengenai pertanian, ya memang itu yang kita perlukan. Ikut membangun infrastruktur di desa, itu yang sangat bagus. Mungkin ide-ide dan gagasan bisa dikomunikasikan ke kepala desa untuk membangun," ucap Presiden Jokowi menanggapi aksi sosial Babinsa.
Berbicara di hadapan 4.505 anggota Babinsa yang hadir di Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Presiden Jokowi menyinggung soal program dana desa yang dikucurkan tiap tahun. Pemerintah pusat hingga saat ini telah mengucurkan banyak dana yang semakin meningkat tiap tahunnya untuk membangun desa-desa di seluruh Indonesia.
"Kita tahu sekarang ada yang namanya dana desa. Tahun 2015 telah kita kucurkan Rp20 triliun, 2016 kita kucurkan Rp47 triliun, 2017 kita kucurkan Rp60 triliun, 2018 kita kucurkan lagi Rp60 triliun. Artinya sampai sekarang yang kita gelontorkan dana desa ke daerah-daerah sudah Rp187 triliun. Jumlah yang sangat besar," kata Presiden.
Dalam hal ini, Presiden berpandangan bahwa Babinsa dapat mengambil peran untuk menyukseskan pembangunan desa melalui program dana desa tersebut. Babinsa, menurutnya, dapat bermusyawarah dan memberikan saran-saran bagi pihak desa mengenai pembangunan untuk kepentingan bersama.
"Kalau diajak musyawarah dalam lingkup desa, sampaikan hal-hal penting yang mungkin belum diakomodasi agar bisa dimasukkan untuk kemanfaatan rakyat. Membangun jembatan untuk anak-anak sekolah misalnya. Sangat ironis bahwa Rp187 triliun sudah kita gelontorkan ke desa tetapi masih ada jembatan seperti itu," ucapnya sambil mengomentari pembangunan jembatan oleh Babinsa yang ditayangkan dalam video sebelum pengarahan berlangsung.
Peran nyata anggota Babinsa dan TNI juga diakui Presiden sangat dibutuhkan dalam pembangunan nasional. Keterlibatan TNI bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memang telah dilakukan sebelumnya di sejumlah wilayah.
"Kementerian PU bersama TNI membangun bersama jalan-jalan di perbatasan dan di tempat sulit. Karena memang kemampuan TNI ada di situ. Situasi keamanan juga tidak memungkinkan kontraktor untuk membangun di daerah-daerah yang masih rawan. Nyatanya bersama dengan TNI kita juga bisa membangun jalan yang baik," tuturnya.
Presiden sekaligus juga menegaskan bahwa sejumlah pembangunan tersebut dibutuhkan oleh negara untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain. Sebab, dalam beberapa hal, Indonesia masih harus mengakui ketertinggalan bila dibandingkan dengan negara lainnya.
"Kita ingin negara kita ada di depan, bukan di tengah, atau di belakang. Tapi ini butuh kerja keras. Pembangunan itu butuh stabilitas politik dan keamanan. Itu menjadi tugas kita semuanya," ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Mendes : Desa semakin maju sejak pemerintahan Jokowi
Pewarta: Agus Salim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018