New Delhi (ANTARA News) - Dua orang menteri senior India Lalu Prasad dan Raghuvansh Prasad Singh melakukan pendaratan helikopter yang mereka tumpangi di sebuah jalan raya dan kini menghadapi tuntutan hukum karena dikatakan perbuatan mereka itu telah membahayakan nyawa orang lain, demikian laporan media massa setempat Jumat.
Seorang ahli hukum di negfara bagian Bihar sebelah timur Kamis mengajukan pengaduan dan tuntutan hukum bahwa dirinya dan beberapa orang lainnya mengalami cedera akibat perbuatan pendaratan helikopter tersebut, harian The Hindu Daily melaporkan.
Prasad dan Singh adalah menteri perkereta apian dan menteri pembangunan daerah terpencil berada di wilayah tersebut yang tengah dilanda banjir pada Rabu lalu.
Pihak pengadilan telah memerintahkan pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan atas kejadian perkara tersebut dan laporannya diharapkan dapat selesai dan diserahkan kepada pengadilan pekan depan untuk mengetahui mengapa helikopter tersebut dapat melakukan pendaratan tanpa ijin dari pemerintah daerah setempat.
Ahli hukum tersebut yang bernama, Sudhir Ojha yang ketika itu sedang mengendarai motor mengatakan ia mengalami luka-luka akibat lepas kendali kendaraan yang sedasng ditumpanginya itu saat ia melihat sebuah helikopter datang mendekat kearahnya dan sejumlah kendaraan lainnya yang saling bertabrakan.
"Pilot helikopter harus mengatakan apakah ia mendarat atas inisiatifnya sendiri atau menuruti perintah Prasad dan Singh sebab sebuah helikopter dapat saja mendarat di jalan raya dalam satu keadaan darurat namun harus mendapat ijin pihak berwenang setempat," kata Ojha kepada harian The Hindu daily.
Ojha telah menempuh jalan hukum terhadap kedua pejabat tersebut berdasarkan undang-undang yang berlaku di negara begian setempat dengan mengatakankan perbuatan pendaratan tersebut adalah sama dengan pencobaan pembunuhan atau membuat bahaya di area publik dan dapatb menimbulkan kecelakaan bagi masyarakat .
Bihar adalah negara bagian India yang terlanda banjir paling parah dalam bencana banjir selama musim penghujan yang melanda seluruh wilayah negara itu.
Sebanyak hampur separuh jumlah total warga Bihar yang sebanyak 14 juta terpaksa harus mengungsi meninggalkan tempat tinggal mereka akibat banjir bandang yang melanda sejak 27 Juli lalu, demikian DPA.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007