Baghdad (ANTARA News) - Tim sepak bola nasional Irak hari Jumat kembali ke tanah airnya dengan mendapat sambutan sebagai pahlawan setelah menjadi juara Piala Asia, tetapi tiga pemain penting tidak ikut ambil bagian dalam pesta di ibukota negara yang sedang dilanda perang itu. Hassan Qassim, jurubicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, mengatakan kepada AFP bahwa Nashat Akram, Hawar Mullah Mohammed, dan kapten Younis Mahmoud, yang sundulannya menciptakan gol kemenangan di final Piala Asia melawan Arab Saudi, tidak ikut dalam perayaan kemenangan tersebut. "Mereka tinggal di ibukota Emirat untuk memungkinkan mereka menyusun kontrak profesional dengan klub-klub Emirat," katanya. Pasukan yang menjadi juara Piala Asia itu singgah di Dubai dalam perjalanan pulang ke tanah airnya dari Jakarta setelah Irak mengalahkan Arab Saudi 1-0. Atas pertanyaan apakah tindak kekerasan di Baghdad memainkan peranan penting dalam keputusan tersebut, "Qassim mengatakan, "Tidak, keamanan tidak ada hubungannya dengan kedatangan tim, keputusan itu benar-benar beralasan administrasi yang ada hubungannya dengan penyusunan kontrak." Tetapi pahlawan pertandingan final hari Minggu itu, Mahmoud, mengatakan setelah merebut Piala Asia itu bahwa ia khawatir akan terbunuh bila melakukan berparade kemenangan di jalan-jalan ibukota Irak dan mengatakan ia berharap negaranya akan segera terbebas dari pasukan Amerika Serikat. "Saya ingin pulang ke Baghdad untuk merayakan kemenangan, tetapi siapa yang akan menjamin jiwa saya?," kata pemain terbaik turnamen tersebut di Jakarta. "Di Irak anda tidak tahu siapa yang akan membunuh anda ... Saya ingin Amerika tidak menginvasi Irak dan saya harap kami akan segera terbebas dari mereka," katanya. Pelatih Irak asal Brasil, Jorvan Viera, juga tidak berserta para pemain asuhannya itu, sebaliknya ia berlibur ke Maroko setelah kontraknya dengan tim Irak berakhir dan kini banyak memperoleh tawaran kontrak setelah tim asuhannya meraih kemenangan secara mengejutkan. "Saya perlu istirahat dan mungkin memerlukan waktu tiga bulan sebelum saya memutuskan masa depan saya, mengingat semua tawaran yang saya terima dari Cina, Australia, Korea, Turki, Tunisia, dan Qatar," katanya kepada AFP di Amman, ibukota Yordania. "Misi saya dengan tim Irak berakhir dengan memenangi Piala Asia. Hadiah terbesar saya adalah senyuman di wajah rakyat Irak," katanya. Tim tersebut tinggal semalam di hotel mewah berbintang lima di Amman dan terbang ke Baghdad dengan menggunakan pesawat carteran Jumat petang. Deputi Perdana Menteri Barham Saleh menyambut mereka di bandar udara. Kantor Perdana Menteri Nuri al-Maliki mengatakan suatu resepsi akan diselenggarakan untuk menjamu para pemain di Zona Hijau yang dijaga ketat di Baghdad, suatu distrik yang sering mendapat gempuran dan dihuni oleh pemerintah Irak dan Keduataan Besar AS. Najef Hamoud, wakil presiden Persatuan Sepak Bola Irak, mengatakan tidak ada "paksaan bagi para pemain untuk pindah ke Baghdad." Tim nasional itu berlatih di Yordania, karena situasi berbahaya di Irak, dan banyak dari anggota tim bermain untuk klub-klub di luar negeri. Hamoud mengatakan pahlawan pertandingan final hari Minggu itu, Mahmoud, tidak ikut pulang ke tanah air hari Jumat, karena ia menuju Suriah untuk bertemu dengan keluarganya, yang merupakan di antara empat juta rakyat Irak yang melarikan diri dari tindak kekerasan sejak invasi pimpinan AS tahun 2003. Akram tinggal di Dubai untuk menandatangani kontrak dengan tim setempat, Al-Ein, tambahnya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007