Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta, Senin sore, ditutup menguat besar 16 poin menjadi Rp14.394 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.378 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra di Jakarta, Senin, mengatakan, sentimen domestik yaitu rilis neraca perdagangan yang mengalami surplus tidak cukup mengangkat Rupiah.
"Saya rasa sentimen positif dari surplus tidak terlalu besar, karena kalau kita lihat ekspor dan impor pertumbuhannya mengalami penurunan," ujar Putu.
Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 sendiri tercatat surplus 1,7 miliar dolar AS.
Selain itu, rilis laporan The Fed yang semakin optimis pada pertumbuhan ekonomi AS, memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga acuan dan menjadi sentimen negatif bagi Rupiah.
"Selain itu juga, data GDP China juga melambat di kuartal kedua. Itu jadi sentimen negatif juga," kata Putu.
Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) sendiri pada Senin, tercatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp14.396 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.358 per dolar AS.
Senada dengan rupiah, Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah 36,2 poin atau 0,65 persen menjadi 5.905,16.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 6,8 poin (0,73 persen) menjadi 930,92.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018