Moskow (ANTARA News) – Rusia menjadi target dari hampir 25 juta serangan siber selama Piala Dunia, kata Presiden Vladimir Putin, walaupun dia tidak mengisyaratkan siapa dalang di baliknya.
“Selama periode Piala Dunia, hampir 25 juta serangan siber dan tindak pidana lainnya terhadap struktur informasi di Rusia, berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan Piala Dunia, dinetralkan,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah pertemuan pada Minggu dengan badan keamanan.
Putin, yang komentarnya dilaporkan oleh Kremlin pada Senin, tidak memberikan informasi mengenai bagaimana atau dari mana kemungkinan serangan siber itu dilancarkan.
“Di balik kesuksesan (Piala Dunia) ini ada persiapan besar, upaya operasional, analitis dan informasi, yang kita operasikan dengan kapasitas dan konsentrasi maksimal,” ungkap Putin.
Rusia, yang menjadi tuan rumah Piala Dunia dari 14 Juni sampai 15 Juli di 11 kota dan 12 stadion, beberapa kali dituduh negara Barat melakukan serangan siber.
Pada Jumat, 12 perwira intelijen militer Rusia dituduh meretas kampanye kepresidenan Hillary Clinton 2016 dan Partai Demokrat dalam dakwaan yang mengejutkan tiga hari sebelum Presiden Donald Trump bertemu dengan Putin di Helsinki, Senin.
Tuduhan itu dibuat oleh Penasihat Khusus Robert Mueller, mantan direktur FBI yang mencari campur tangan Rusia dalam pemilihan November 2016 dan apakah ada anggota tim kampanye Trump yang berkolusi dengan Moskow. Demikian dilansir Kantor Berita AFP.
Baca juga: Macron selamati Putin atas suksesnya Piala Dunia
Baca juga: Deschamps: Kekuatan mental jadi penyebab Prancis juara
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018