"Jadi kami ingatkan para orangtua agar mendekteksi kesehatan anak-anak mereka sebelum diimunisasi MR, " kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Senin.
Mimi menjelaskan pihaknya sudah menyosialisasikan hal ini kepada petugas dan menyebarkan informasi tersebut kepada pihak sekolah dan layanan kesehatan lainnya.
"Kita juga agar menyebarkan melalui baliho dan liflet, dan tiap sekokah dilakukan pemasangan spanduk. Minimal 1 Agustus pihak guru juga diminta menyampaikan ke anak-anak," tutur Mimi.
Tujuannya menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan saat program imunisasi MR tahap II Agustus dan September mendatang dilaksanakan seperti Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Menurut Mimi selain lewat guru pihaknya juga menyosialisasikan hal tersebut menggandeng Dinsos, Kemenag, tokoh agama dan adat dengan harapan hal itu sudah tersampaikan ke semua pihak sebelum pelaksanaan.
Bahkan Diskes sudah memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan yang akan bertugas melakukan imunisasi MR nantinya agar mereka selektif dan memperhatikan larangan tersebut.
"Anak flu, batuk, pilek, diare harap ditunda pemberian imunisasi MRnya, pelatihan bagi tenaga medis sudah dilakukan," ujarnya.
Bukan hanya itu sambung dia para orangtua yang anak mereka memiliki riwayat penyakit serius dan sedang dalam penanganan dokter bisa meminta surat keterangan dan melampirkannya kepada petugas saat proses imunisasi tahap II dilakukan disekolah.
"Anak dalam tetapi kemoterapi, masa setelah transfusi darah, juga tidak boleh. Bahkan orangtua disarankan untuk melampirkan surat keterangan kepada sekolah, " imbaunya.
Meski demikian diakui Mimi vaksin MR sangat aman, sebab sudah dijinakknan. Namun tetap harus waspada karena Diskes berurusan dengan anak yang jumlahnya banyak sekitar 32 juta anak untuk Indonesia.
"Namun semua anak tetap akan diimunisasi seluruhnya, jika Agustus belum dapat karena sakit, akan diulang September, " pungkasnya.
Darto (40) warga Kampar miliki satu anak usia 12 tahun, mengaku tahu akan ada imunisasi MR.
Prinsipnya ia setuju anaknya akan diimunisasi walau ia kuatir akan ada dampak demam, namun demi program pemerintah ia akan menganjurkan anaknya di vaksin.
"Dulu saat anak saya SD pernah di suntik dan besoknya agak deman, tetapi setelah itu sembuh, " ujarnya.
Perlu diketahui Vaksin MR merupakan kombinasi campak atau Measles (M) dan Rubella (R).
Vaksin MR diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh virus campak dan rubella (campak jerman). Seperti diketahui, campak dan rubella merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus.
Penularan kedua penyakit ini biasanya melalui saluran napas, terutama dari kontak langsung dengan penderita yang terinfeksi melalui batuk atau bersin.
Virus ini bisa memberi dampak buruk pada ibu hamil yang tertular, yakni menyebabkan keguguran, bayi terlahir mati, atau bahkan cacat lahir serius pada bayi seperti kebutaan dan tuli.
Untuk mengeliminasi penyakit tersebut Indonesia menggelar program vaksinasi massal MR yang diselenggarakan dua tahap, tahun lalu di Pulau Jawa, dan tahun ini di luar Jawa dengan cakupan 28 provinsi. Pelaksanaannya akan dimulai 1 Agustus hingga September 2018.
Pewarta: Fazar Muhardi dan Vera Lusiana
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018