Rusia menghabiskan setidaknya 3,4 miliar euro untuk pembangunan arena dan renovasi 12 stadion dan fasilitas pendukung untuk digunakan selama sebulan.
Berkat Piala Dunia, arena-arena olahraga yang letaknya jauh dari pusat kota Moskow bisa berdiri megah, misalnya Stadion Nizhny Novogrod di dekat Sungai Volga dan stadion kota kecil Saransk.
Putin pun menyadari pentingnya nasib 12 stadion setelah gelaran Piala Dunia, katanya dalam sebuah siaran TV sebelum Piala Dunia.
Pemimpin dominan Rusia selama hampir dua dekade terakhir itu menunjukkan sikap serius bahkan emosional, yang membuat pemimpin di daerah terdiam menyaksikan ceramah Putin melalui tayangan video.
"Saya ingin berbicara dengan rekan-rekan dari daerah," kata Putin dalam siaran itu dilansir AFP.
"Tidak peduli apa, Anda tidak bisa membiarkan tempat-tempat ini berubah menjadi semacam pasar seperti di pertengahan 1990-an," kata Putin.
Baca juga: Presiden FIFA sebut Piala Dunia ubah persepsi terhadap Rusia
Tempat berjualan
Stadion Luzhniki di Moskow yang menjadi arena pembukaan dan partai final Piala Dunia, sebelumnya diketahui sebagai tempat berjualan para pedangang pakaian bekas.
Stadion milik pemerintah Rusia yang menjadi kandang klub CSKA Moscow dan Spartak Moscow itu sudah bersolek dengan kapasitas 80.000 tempat duduk karena menjadi fokus perhatian global selama turnamen.
Pemeliharaan stadion di Rusia memang tidak berjalan baik.
Negara itu mengalami masalah ekonomi, dan satu-satunya cara untuk membiayai pemeliharaan Stadion Luzhniki adalah dengan menyewakan ruang kepada pedagang-pedagang di malam hari.
Beberapa pedagang juga mendirikan kios-kios kecil di sekeliling stadion, yang membuat suasana menjadi tidak enak dipandang.
Untuk itu, pemerintah Rusia akhirnya memutuskan mendirikan stadion yang mewah untuk Piala Dunia sekaligus menghapus citra "tidak terawat" tersebut.
Perawatan Luzhniki sebagai stadion nasional Rusia tentu saja tidak akan menjadi masalah di masa mendatang, kendati mereka harus memikirkan stadion Piala Dunia di kota kecil, Saransk dan Samara, yang menjadi kandang klub divisi kedua FC Krylia Sovetov dan FC Mordovia.
Baca juga: Rusia serahkan tanggung jawab tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Qatar
Lebih komersial
Terdapat 12 stadion dari 11 kota yang terlibat pada gelaran Piala Dunia 2018. Sayangnya, hanya enam tim dari divisi utama dengan penggemar yang bersedia membayar tiket untuk menonton di stadion-stadion tersebut.
"Ketika kami merancang stadion, kami berencana untuk memasukkan banyak pilihan untuk membuatnya menjadi layak secara komersial," kata menteri olahraga Samara, Dmitry Shlyakhtin, dilansir AFP.
"Saat ini, kami belum memahami sepenuhnya bagaimana ini bisa dilakukan," kata dia.
Tribun penonton di Stadion Saransk mungkin akan lebih ramai setelah klub FC Mordovia Saransk promosi dari lapis ketiga ke divisi dua.
Stadion Sochi di dekat Laut Hitam bahkan tidak memiliki tim, berbeda dengan hingar-bingar pendukung di Saint Petersburg yang menjadi markas klub Zenit Saint Petersburg yang kerap berkompetisi di kancah Eropa.
Adapun rata-rata kehadiran penonton di lima stadion Piala Dunia yang digunakan klub Liga Rusia divisi bawah hanya 2.029 orang pada musim lalu.
Sedangkan pertandingan divisi utama setidaknya menyedot 12.000-13.000 penonton, kendati dua stadion terbaru sudah berkapasitas 44.000 kursi.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018