Zadar, Kroasia (ANTARA News) - Kota pesisir pantai Kroasia, Zadar, yang terkenal dengan matahari terbenam yang indah dan pernah dipuji Alfred Hitchcock karena selalu dipadati wisatawan setiap musim panas.
Tapi khusus pada tahun ini, banyak turis mengenakan seragam nasional sebagai penghargaan atas keberhasilan tim sepak bola Kroasia yang akan menghadapi Prancis di putaran final Piala Dunia, Minggu.
Kapten Luka Modric dan tiga rekan setimnya berasal dari daerah Zadar. Hari-hari ini rumah mereka menarik penggemar yang datang untuk memberikan pernghormatan.
Sebuah spanduk besar bertuliskan gambar Modric, penjaga gawang Daniel Subasic, Sime Vrsaljko, dan penjaga gawang Dominik Livakovic tergantung di pintu masuk Kota Tua Zadar, dengan rasa bangga menyatakan "Hati Zadar - Berasal dari Zadar."
Baca juga: Mengintip sesi latihan Prancis dan Krosia jelang final Piala Dunia
Keluarga Modric berlindung di sebuah hotel dekat Zadar pada tahun 1991 ketika dimulainya perang menyusul pecahnya bekas negara Yugoslavia dan setelah kakek Luka dibunuh milisi Serbia.
Dari sana, Modric mulai membangun karier sepak bola yang sukses bersama Real Madrid.
Ketika mengunjungi Zadar pada tahun 1964, sutradara film Hitchcock menulis: "Zadar memiliki matahari terbenam terindah di dunia, lebih indah daripada yang ada di Key West, di Florida, ramai dengan wisatawan setiap malam."
Baca juga: Pencapaian Kroasia di Piala Dunia adalah keajaiban, kata bos UEFA
Musim panas kali ini matahari terbenam bukanlah satu-satunya daya tarik bagi wisatawan. Piala Dunia telah memberikan cahaya tambahan di kota tersebut.
Di desa Zagrad, orang tua kiper Daniel Subasic akan menonton pertandingan di televisi. Ayahnya Jovan, 63, berbicara tentang bagaimana putra bungsunya bermain sepak bola ketika ia berusia enam tahun.
"Mereka tidak memiliki penjaga gawang dan dia bertanya kepada pelatih apakah dia bisa berdiri di depan gawang dan akan tetap ada di sana," kata Jovan seraya tertawa.
Istrinya, Boja, 62 tahun, mengatakan saat menyaksikan putranya terjatuh saat pertandingan membuatnya menjauh dari televisi.
Rumah mereka di desa yang tenang itu dipenuhi dengan prestasi putra mereka - kostum dan selendang dari turnamen Kroasia sebelumnya dan A.S. Monaco tempat dia bermain selama enam tahun terakhir.
Subasic yang lebih tua mengatakan jika pertandingan Minggu memasuki tendangan penalti, putranya akan mendapat keuntungan karena dia tahu banyak tentang pemain Prancis.
"Ini akan menjadi keuntungan besar bagi Daniel karena ketika Anda tahu para pemain terutama ketika memasuki adu penalti, itu adalah keuntungan besar," katanya.
Baca juga: Prancis vs Kroasia: 3 duel kunci antarpemain
(D011)
Pewarta: Antara
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018