Pada tahun politik ini, masyarakat meski berbeda-beda suku, bahasa, dan agama, kerukunan antara warga tetap terjalin baik, kata Joko Widodo di sela Pengajian Khataman Quran dan Haul di Ponpes An Najah Gondang Sragen, Sabtu (14/7) malam.
"Saya melihat masyarakat pada pilkada makin matang dan pintar dalam memilih pemimpinnya," kata Presiden.
Presiden mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang besar yang sering dilupakan, dan penduduk muslim terbesar di Dunia hingga saat ini. Hal ini sering disampaikan Indonesia memiliki sebanyak 262 juta jiwa dengan 17.000 pulau serta 714 suku yang berbeda-beda.
"Hal ini merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Kita memang berbeda beda. Akan tetapi, dengan Pancasila, kita bisa menjaga persatuan kesatuan bangsa," katanya.
Luas bentangan Indonesia dari Aceh hingga Papua terbang dengan pesawat, kata Presiden, butuh waktu sekitar 9 jam 15 menit. Artinya, bentangan negara Indonesia sangat besar, dan contohnya berbeda bahasa dalam satu provinsi di Sumatera utara. Hal ini tidak dimiliki oleh negara lain.
"Marilah kita jaga ukhuwah bangsa kita aset bangsa kita kerukunan. Jangan sampai karena pilihan bupati, wakil kota, gubernur, hingga presiden, kita tidak saling sapa antra tetangga di kampung," katanya.
Menurut Presiden biaya sosialnya terlalu besar.
"Meski berbeda, tidak apa-apa, tetapi tetap rukun dan bersaudara. Jangan mudah terpancing dan menjelekkan orang lain. Selalulah berpikir positif dan tidak perlu berprasangka negative," kata Presiden.
Pada acara Pengajian Khataman Quran dan Haul di Ponpes An Najah Gondang Sragen selain dihadiri ribuan pemeluk agama Islam, juga Mensekneg Praktikno, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan pimpinan Ponpes An Najah Sragen K.H. Minanul Aziz Syathori selaku tuan rumah.
Baca juga: Presiden hadiri haul Ponpes An Najah Sragen
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018