Bengkulu (ANTARA News) - Masyarakat di daerah pinggiran hutan di Provinsi Bengkulu marak melakukan penangkapan terhadap satwa liar jenis harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumaterae) dengan menggunakan jerat. Koordinator Humas dan Kerjasama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Darwis Saragih di Bengkulu, Jumat, mengatakan, dalam operasi rutin yang dilakukan, petugas sering menemukan jerat harimau yang dipasang oleh masyarakat. "Mengetahui ada jerat yang terpasang tersebut langsung diamankan oleh petugas," ujarnya. Menurut Darwis akibat jerat harimau tersebut sudah ada beberapa harimau Sumatera yang terperangkap di antaranya di Kabupaten Seluma dan bekas perkebunan Mercu Buana Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara, dan kedua harimautersebut akhirnya mati. Mengetahui ada harimau yang masuk dalam jerat petugas langsung turun ke lapangan dan melakukan upaya penyelamatan namun tidak membuhkan hasil. Darwis mengatakan, ketika harimau tersebut masuk perangkap warga tidak ada mengaku dan berdalih jerat tersebut bukan jerat harimau tapi jerat babi. Ketika ditanya, ia mengatakan, maraknya perburuan harimau karena mempunyai nilai jual tinggi dan ada penampungnya untuk dibuat opsetan, sementara perburuan harimau menggunakan senjata sudah sangat jarang. "Jika perburuan menggunakan senjata api dalam satu tahun terakhir sudah tidak ada lagi karena KSDA melakukan penjagaan ketat terhadap kawasan hutan," ujarnya. Ia mencontohkan, jika ada program berburu yang dilakukan oleh Perbakin, BKSDA akan mengirim petugas untuk melakukan pengawasan sehingga para pemburu tersebut tidak sampai salah sasaran terutama menembak satwa yang dilindungi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007