Jakarta (ANTARA News) - Pengembang gim lokal Lentera Nusantara menempuh perjalanan yang panjang agar permainan buatan mereka diakui di mata nasional maupun internasional.

“Kami sering ikut pameran di Indonesia atau di luar negeri,” kata Corporate Communication Lentera Nusantara, Anita Utami saat ditemui di Bekraf Game Prime 2018 di Jakarta, Sabtu.

Berawal dari 2015, mereka mengembangkan gaim Ghost Parade, petualangan seorang anak bernama Suri untuk melewati hutan. Ide cerita game ini berjenis horor, namun, Lentera Nusantara tidak ingin terjebak menawarkan kisah-kisah seram para hantu, melainkan menunjukkan petualangan tokoh utama melawan hal-hal buruk di hutan dengan bantuan makhluk halus.

“Kami ingin memberi tahu, sebetulnya, bukan hantu yang harus ditakuti, tapi, manusia karena dia bisa melakukan hal-hal yang buruk juga,” kata Anita.

Musuh utama Suri dalam gim ini adalah para pemburu dan pembalak liar yang berkeliaran di hutan. Dibantu para hantu yang ditemuinya di sepanjang jalan, Suri harus melewati tantangan itu untuk masuk ke tingkatan berikutnya.

“Kami ingin pemain tahu, jangan merusak hutan karena hutan bisa melindungi dari banjir, dan lainnya,” kata dia.

Hantu lokal
Meski pun bernama Ghost Parade, hantu yang ditampilkan di gim ini adalah para makhluk halus yang kerap ditemui di cerita maupun legenda Tanah Air, misalnya Bunian yang melegenda di kalangan masyarakat Melayu di Sumatera.

Cuplikan gim Ghost Parade buatan Lentera Nusantara saat mengikuti pameran Bekraf Game Prime 2018 di Jakarta. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)

“Kami memang riset tentang hantu. Kami mengobrol dengan anak indigo, atau menemui tetua adat,” kata Anita mengisahkan cara mereka membuat sosok hantu di gim Ghost Parade.

Lentera Nusantara sedang mengembangkan agar gim ini memberikan deskripsi tentang hantu yang tampil di permainan beserta legenda yang menyertainya.

Hadir di konsol
Sejak gim ini dikembangkan pada 2015 lalu, Lentera Nusantara rutin mengikuti pameran di luar negeri, strategi mereka agar gim lebih cepat dikenal. Setelah berpameran di sejumlah negara antara lain Singapura, Jerman dan Amerika Serikat, Lentera Nusantara memberanikan diri untuk tampil di Indonesia.

Perjuangan mereka untuk memperkenalkan gim buatan ini berbuah manis ketika menjalin kerja sama dengan Aksys Game, penerbit gim bermarkas di Amerika Serikat.

Cuplikan gim Ghost Parade buatan Lentera Nusantara saat mengikuti pameran Bekraf Game Prime 2018 di Jakarta. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)

Gim buatan mereka akan hadir di konsol permainan PlayStation 4 dan Nintendo Switch, diperkirakan pada 2019 mendatang.

Gim dua dimensi Ghost Parade saat ini masih dalam tahap pengembangan, namun, Lentera Nusantara menyediakan “game testing” melalui laptop di setiap pameran yang mereka ikuti, seperti di Bekraf Game Prime ini.

Minim pengembang lokal
Menurut data yang dihimpun Badan Ekonomi Kreatif, industri gim Indonesia pada 2017 menembus peringkat 16 dunia, dengan nilai 882 juta dolar. Angka tersebut naik sekitar 200 juta dolar dibandingkan tahun sebelumnya.

Tapi, kontribusi pengembang gim lokal terhadap industri gim Tanah Air masih sedikit, hanya 5 persen. Artinya, gim yang beredar di Indonesia lebih banyak berasal dari luar negeri.

Cuplikan gim Ghost Parade buatan Lentera Nusantara saat mengikuti pameran Bekraf Game Prime 2018 di Jakarta. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)

Gim yang sedang berjaya di Indonesia, Mobile Legends, dibuat oleh pengembang Moonton asal China.

Angka kontribusi pengembang lokal terhadap industri gim bahkan menurun jika dibandingkan dengan 2016 sebanyak 9,5 persen. Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Sungkari menjelaskan ini terjadi kaerna ukuran pasar membesar, namun, tidak diikuti dengan pertambahan jumlah pengembang.

“Problemnya sekarang, apa yang dihasilkan sekolah ada jarak dengan kebutuhan industri,” kata Hari saat acara pembukaan Bekraf Game Prime 2018.

Meski angkanya minim, Ketua Asosiasi Game Indonesia Narenda Wicaksono menilai dari segi kualitas para pengembang gim lokal memiliki kemampuan yang mumpuni.

Agar mampu bersaing di mancanegara, dia menilai perlu ada penambahan jumlah pengembang gim lokal di Indonesia.

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018