Jakarta (ANTARA News) - Besarnya subsidi yang diberikan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk mengembangkan program Tol Udara adalah Rp600-700 miliar.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, mengatakan subsidi diberikan kepada maskapai yang lolos seleksi untuk menjadi operator Tol Udara tersebut.
"Harga kebutuhan pokok yang tinggi di pedalaman itu karena biaya operasional transportasinya yang mahal. Oleh karena itu kami memberikan subsidi biaya operasional kepada maskapainya sehingga tarif transportasi rendah dan barang yang diangkut juga tidak naik harganya, ujar Agus.
Tol udara dikembangkan untuk menekan disparitas harga di wilayah pedalaman.
Dia menilai transportasi udara adalah salah satu transportasi yang bisa dikembangkan untuk menjangkau wilayah tersebut secara cepat.
"Memang transportasi udara untuk keperluan khusus tersebut juga ada keterbatasan. Di antaranya harus menyediakan prasarana seperti landasan pacu sepanjang 900-an meter untuk lepas landas pesawat," katanya.
Juga, lanjut dia, kapasitas angkutnya yang terbatas karena pesawat yang digunakan juga kecil dan biaya pengoperasiannya yang mahal.
"Namun negara harus tetap hadir di daerah-daerah tersebut sehingga pemerataan pembangunan yang saat ini sedang digalakkan Pemerintah bisa dinikmati juga oleh masyarakat setempat. Untuk itulah Ditjen Perhubungan Udara membuat terobosan dengan membuat program Tol Udara dengan sistem subsidi," ujarnya.
Menurut Agus, program Tol Udara merupakan perintah Presiden Joko Widodo pada akhir tahun 2016 lalu.
Tol Udara merupakan kelanjutan dari Tol Laut, di mana barang-barang yang telah diangkut oleh kapal dalam Tol Laut akan dilanjutkan ke daerah-daerah tujuan perintis menggunakan pesawat udara.
Program Tol Udara merupakan perwujudan program Nawacita Pemerintahan Joko Widodo, terutama Nawacita ke-3 yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan serta Nawacita ke-7 yaitu Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Baca juga: Kekurangan Bandara Kualanamu akan terus dievaluasi
Menurut Agus, ada dua sasaran dari program Tol Udara ini, pertama, menjamin ketersediaan barang dan untuk mengurangi disparitas harga bagi masyarakat.
Kedua, menjamin kelangsungan pelayanan penyelenggaraan angkutan barang ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan.
Hingga saat ini sudah dilaksanakan program Tol Udara di tiga tempat yaitu Papua, Kalimantan dan Sulawesi.
Terdapat lebih dari 51 daerah atau distrik di pedalaman Papua, Kalimantan dan Sulawesi yang menjadi tujuan Tol Udara ini.
Sebagai contoh di Papua, Tol Udara dilakukan di antaranya dari kota Timika, Wamena dan Yahukimo menuju daerah dan distrik di Korupin, Puncak Jaya dan sebagainya.
Baca juga: Pemerintah kucurkan Rp21 miliar subsidi tol udara
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018