London (ANTARA News) - Petenis Kevin Anderson mencapai final Wimbledon untuk pertama kalinya setelah mencatat kemenangan 7-6(6), 6-7(5), 6-7(9), 6-4, 26-24 atas John Isner pada semifinal di London, Jumat.
Setelah bertahan selama enam jam 36 menit, yang merupakan pertandingan semifinal terlama di All England Club, apakah pemain berusia 32 tahun itu masih sanggup berdiri masih menjadi tebakan penonton, lapor Reuters.
Saat semua itu sudah selesai, tidak ada raungan liar, tidak ada tarikan kepalan tangan, dan tidak ada pengangkatan tangan dalam merayakan kemenangan -- yang dilakukan Anderson adalah memberi pelukan simpati kepada Isner, setelah dia tampil sebagai pemenang dalam pertandingan terlama kedua yang pernah terjadi di All England Club.
"Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan saat ini. Bermain seperti itu dalam kondisi seperti itu, sangat sulit bagi kami berdua. Pada akhirnya anda merasa seperti berakhir imbang, tapi seseorang harus menang," kata Anderson, yang juga secara sensasional mengalahkan juara bertahan Roger Federer dalam pertandingan lain yang berlangsung lima set.
"John seorang pria hebat dan saya sungguh bersimpati padanya. Jika saya berada di sisi sebaliknya, saya tidak tahu bagaimana anda dapat bermain selama itu dan tampil sebagai pemenang...melewati seperti itu sangat berbeda."
"Saya sudah mengenal John sejak lama, dia pria hebat. Sejujurnya dia mendorong saya melewati karir saya dan dia juga memiliki hal hebat. Saya mendorong saya sendiri lebih keras karena keberhasilan yang telah dia miliki. Saya harus mengatakan selamat kepada John di sebuah turnamen besar, semifinal di sini merupakan pencapaian luar biasa dan mudah-mudahan dia dapat kembali dengan lebih tangguh," kata Anderson.
Bermain melawan Isner, yang sudah dicatat dalam kisah Wimbledon karena memenangi "pertandingan tak berujung" -- pertandingan selama 11 jam lima menit melawan Nicolas Mahut pada 2010 -, Anderson membutuhkan lima set yang mengoyak urat syaraf untuk mengungguli petenis Amerika Serikat itu dan menjadi petenis Afrika Selatan pertama yang mencapai final Wimbledon dalam 97 tahun.
Dalam pertarungan antara dua petenis yang sama-sama bertubuh jangkung tersebut - Isner lebih tinggi dua inci dari Anderson yang memiliki tinggi badan 6 kaki 8 inci - sudah dapat ditebak terjadi tiga "tiebreak" dan 102 "ace" kilat, tapi petenis Afrika Selatan berusia 32 tahun itulah yang memberikan pukulan mematikan.
Setelah melihat pukulan "forehand" Isner yang lelah melebar, Anderson melaju ke final Wimbledon dalam upayanya yang ke-10.
Petenis unggulan kedelapan itu akan menghadapi juara dua kali Rafael Nadal atau pemenang tiga kali Novak Djokovic pada final yang akan berlangsung Minggu.
Brian Norton merupakan pria Afrika Selatan terakhir yang mencapai final pada 1921.
Pewarta: LKBN Antara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018