Harapannya bulan Juni akan surplus, sekitar 950 juta dolar AS."
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, ditutup menguat senilai12 poin menjadi Rp14.378 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.390 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, mengatakan bahwa penguatan rupiah didorong neraca perdagangan Juni yang diperkirakan akan surplus.

"Sepertinya, ada antisipasi dari positifnya data trade balance. Harapannya bulan Juni akan surplus, sekitar 950 juta dolar AS," ujar Rully.

Baca juga: Rupiah menguat terhadap dolar AS pada Jumat pagi

Selain itu, menurut dia, belum ada sentimen domestik yang bisa membuat rupiah terapresiasi lebih jauh.

"Disetujuinya RAPBN 2019 sepertinya tidak ngangkat," kata Rully.

Meski timbul kekhawatiran terhadap dampak dari terjadinya perang dagang AS-Tiongkok, laju Dolar AS cenderung mampu menguat seiring dengan penilaian mata uang tersebut mendapat keuntungan dari adanya perang dagang.

Selain itu, mata uang yen memberikan kesempatan pada dolar AS untuk kembali menguat. Tidak hanya itu, meningkatnya inflasi AS direspon positif sehingga berimbas pada meningkatnya laju dolar kemarin.

Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (12/7) tercatat nilai tukar Rupiah bergerak menguat ke posisi Rp14.358 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.435 per dolar AS.

Senada dengan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) pada Jumat sore ditutup menguat 36,2 poin atau 0,61 persen menjadi 5.944,07. Sedangkan, kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 7,38 poin (0,79 persen) menjadi 937,72.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018