Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menegaskan negara Indonesia dapat menjadi kuat jika bangsanya sepakat untuk kembali pada cita-cita kemerdekaan Indonesia yakni bersatu.

"Jika bangsa Indonesia bersatu dan menjunjung tinggi persatuan, maka bangsa Indonesia bisa berdaulat. Dalam kedaulatan itulah tercipta keadilan," kata Zulkifli Hasan dalam pidatonya pada acara "Silaturrahmi Syawal 1439 H" di kantor Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), di Jakarta, Kamis malam.

Zulkifli Hasan pada kesempatan tersebut mengajak seluruh komponen bangsa Indoneia untuk beratu, menjunung tinggi persatuan, serta mengutamakan keadilan.

Bangsa Indoneia, kata dia, setelah bersatu akan tercipta keadilan dan setelah adil baru kemudian, bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya yang maju.

"Dari semua itu, maka keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia otomatis akan tercipta," tambahnya.

Zulkifli menegaskan, untuk mewujudkan persatuan, kedaulatan, dan keadilan, ada empat syarat yang harus dijadikan landasan operasional.

"Jika empat hal itu dijalani maka Indonesia akan aman", tuturnya.

Keempat syarat tersebut, pertama, bangsa ini bersumpah untuk melindungi seluruh tumpah darahnya. Kedua, bangsa ini harus berpihak kepada rakyatnya.

"Dengan bersatu maka rakyat akan berdaulat. Kedaulatan itu tidak bisa ditawar tawar,"katanya.

Ketiga, bangsa ini harus mencerdaskan kehidupan bangsanya. Dalam konteks ini, kata dia, seluruh rakyat Indoneia harus mendapatkan pendidikan.

"Tidak boleh ada anak Indonesia yang tidak sekolah. Kalau bangsa ini cerdas maka tidak kalah dengan bangsa lain," katanya.

Keempat, bangsa ini harus mensejahterakan rakyatnya dan ikut menjaga ketertiban dunia. "Jika bangsa Indonesia melaksanakan keempat landasan operasional tersebut maka Indonesia akan maju dan jaya," katanya optimistis.

Pada kesempatan tersebut, Zulkifli Hasan mengajak kepada LDII untuk ikut menjaga persatuan bangsa di tahun politik agar tepat aman dan damai. "Pilihan boleh berbeda tapi seluruh komponen bangsa Indonesia harus tetap bersaudara," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018