Chicago (ANTARA News) - Seorang pria yang mengalami cedera dan luka pada otak dan menjalani kehidupan selama enam tahun terakhir dalam kondisi tak sadar diri kini dapat mengunyah makanannya, menonton televisi dan bercakap-cakap dengan anggota keluarga berkat bantuan "alat pacu otak" (brain pacemaker) yang dapat membuka jalan bagi penanganan kasus serupa, demikian ilmuwan menyampaikan, kemarin. Pria yang berusia 38 tahun itu adalah orang pertama yang tersadar kembali setelah mengalami koma akibat tak berfungsinya otak namun berkat bantuan alat yang memberikan stimumulasi kepada otak atau alat pacu otak yang dulengkapi dua elektroda untuk mengirim rangsangan kebagian otak yang mengatur tingkat kesadaran. Kembali sadarnya pria itu mengubah pandangan para dokter akan pasien yang mengalami kerusakan hebat pada otak yang tidak memberikan reaksi namun pada tingkat terbatas masih memiliki kesadaran. Pasien-pasien seperti itu umumnya menjalani perawatan di rumah perawatan khusus dengan sedikit upaya rehabilitasi dan kemungkinan kecil untuk sembuh kembali. "Kelompok pasien kasus itu adalah kelompok yang selama ini dilupakan," kata Dr.Ali Rezai direktur Pusat Penelitian dan Rehabilitasi Syaraf di klinik Cleveland. "Kami harus melakukan penelitian yang lebih banyak dan mendalam namun menurut saya penemuan itu membuka jalan dan merobah cara penanganan pasien penderita kerusakan hebat pada otak." Rezai dan rekan-rekannya yaitu para ahli syaraf dari Lembaga Rehabilitasi Cedera Pada Kepala JFK Johnson di Edison, New jersey dan para ahli dari Fakultas Kedokteran Weill Cornell di New York, menerangkan secara rinci kemajuan pasien tersebut dalam jurnal kedokteran "Nature". Mereka menggunakan satu alat yang memiliki prinsip dasar sama dengan alat pacu jantung yang ditanamkan di dada pasien dibawah lapisan kulit namun memiliki elektroda yang mengirimkan rangsangan ke otak pada wilayah yang ditargetkan secara tepat. Para peneliti berpendapat stimulasi menggunakan getaran listrik membangkitkan dan merangsang bagian otak yang masih dapat berfungsi, demikian Reuters.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007