"IGF ini dimasudkan sebagai momentum mudik (homecoming) bagi para ahli yang pernah meneliti atau mempunyai minat studi tentang gamelan untuk melakukan semacam mudik atau kembali pulang," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, dia mengatakan tema mudik itu seakan memanggil pulang para pelaku seni gamelan dari berbagai penjuru dan dikumpulkan di Kota Solo.
Acara itu akan bertempat di lokasi ikonik di Kota Solo, antara lain Benteng Vastenburg, ISI Solo, City Walk Slamet Riyadi, nDalem Joyokusuman, Lokananta dan masih banyak lagi.
Nama sejumlah tokoh seperti Djaduk Ferianto, Joko Porong, Rahayu Supanggah dan maestro lain dipastikan turut ambil bagian dalam gelaran festival bergengsi itu.
Beberapa mata acara disiapkan seperti pentas kebaruan Gamelan, diskusi, pentas gamelan keraton yang melibatkan Solo, Cirebon, Kalimantan, Sumenep hingga Malaysia.
Festival itu juga akan diikuti kelompok gamelan dari beberapa negara seperti Jepang, Malaysia, Amerika dan Australia.
Kegiatannya juga dimaksudkan untuk menyediakan arena bagi para ahli, pemikir dan peminat gamelan agar saling bersilaturahim, berziarah dan merajut imajinasi.
Menurut Hilmar, Solo sangat lekat dengan julukan Kota Budaya. Kota Solo juga dapat dibilang sebagai salah satu kiblat budaya, bukan hanya Indonesia tetapi dunia.
Solo sebagai Kota Bengawan disebut menjadi tempat lahirnya para maestro seni sehingga menarik minat orang-orang dari berbagai daerah maupun negara datang untuk belajar kesenian.
IGF yang digelar untuk kali pertama di Indonesia akan diisi dengan serangkaian kegiatan yang sarat dengan nilai-nilai filosofi hingga diaspora Gamelan di berbagai wilayah dan disiplin ilmu.
Gamelan adalah salah satu jenis musik paling kuno yang masih hidup dan berpengaruh luas hingga kini.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018