"Ada tiga hal bagaimana Jokowi dan partai koalisi menentukan kriteria cawapres yang akan mendampingi Jokowi yaitu kapasitas, integritas, dan akseptabilitas. Mahfud MD memenuhi ketiga persyaratan tersebut," kata Arfianto atau Anto di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan, Mahfud MD memiliki kapasitas di bidang hukim yang tidak perlu diragukan karena mantan ketua MK dan juga seorang guru besar hukum.
Menurut Anto, kalau Jokowi dan parpol koalisi menilai permasalahan penegakan hukum masih menjadi "pekerjaan rumah" sehingga perlu menjadi prioritas lima tahun kedepan, maka sangatcocok atau pas menunjuk Mahfud sebagai pendamping Jokowi di Pilpres.
"Salah satu hal yang belum berjalan dengan baiknya di era reformasi adalah penegakan hukum sehingga keberadaan Mahfud ketika menjadi wapres bisa mendorong penegakan hukum lebih baik," katanya.
Anto menilai Mahfud memiliki rekam jejak yang baik sebagai ketua MK dan sebagai seorang guru besar, serta secara keilmuan cukup kuat.
Hal itu menurut dia dibarengi integritas Mahfud,sehingga apa yang dilakukan bukan hanya sekedar berbicara namun juga menjalankan apa yang dikatakannya.
"Dari sisi aspek integritas, kriteria ini sangat penting karena di saat negeri ini sedang memerangi korupsi maka dibutuhkan pemimpin yang bersih," ujarnya.
Anto mengatakan dari sisi akseptabilitas di kalangan elit maupun publik secara luas, Mahfud merupakan sosok yang dapat menjembatani Jokowi ke kelompok-kelompok yang selama ini dianggap berseberangan, dan di sisi lain dapat membantunya secara elektabilitas.
Kalangan Islam tradisional
Menurut dia, Mahfud dapat diterima dikalangan Islam tradisional dan moderat, sehingga hal itu yang menjadi kelebihan Mahfud.
"Di dalam penerimaan publik, saya rasa dengan selalu masuknya nama Mahfud dalam survei maupun opini para ahli, menandakan beliau diterima secara publik," katanya.
Dia memberikan catatan terkait akseptabilitas di kalangan pembentuk opini, tenaga ahli, pengamat, para ahli dan akademisi, nama Mahfud selalu masuk dalam lima besar karena kemampuan sebagai guru besar dan pernah memimpin MK.
Namun Anto menilai di tingkat masyarakat, belum terlihat suara signifikan yang dimiliki Mahfud, apabila dibandingkan dengan Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo.
Baca juga: Pengamat: Mahfud berpeluang besar dipilih sebagai cawapres Jokowi
"Mungkin karena Mahfud belum deklarasi maju di Pilpres 2019 namun hal itu bisa disiasati dengan kuatnya latar belakang Mahfud dari kalangan Islam tradisional dan modern serta kalangan Nahdlatul Ulama," ujarnya.
Dia menilai Mahfud harus mencari cara untuk lebih menggaet pemilih di kalangan kelas menengah yaitu dengan mengusung isu-isu yang tepat misalnya bagaimana mengawal proses pembangunan infrastruktur tanpa ada korupsi, pemerataan ekonomi dan penegakan hukum lebih baik.
Anto meyakini dengan melihat sosok Mahfud yang memiliki kemampuan dan kapasitas mendampingi Jokowi, partai politik koalisi akan mendukungnya menjadi cawapres meskipun beberapa partai memiliki kandidat sendiri.
Baca juga: Mahfud MD dinilai punya kapasitas jadi wakil presiden
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018