Coolum, Australia (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) menegaskan bahwa guncangan di pasar modal dunia tidak membahayakan pertumbuhan ekonomi dunia, sementara itu pembukaan pertemuan para menkeu di Kawasan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada Kamis lebih didominasi pembicaraann guncangan pasar modal global. Pertemuan para menteri keuangan (menkeu) negara-negara yang tergabung dalam APEC yang berlangsung di kawasan resor Coolum, negara bagian Queensland. Australia, tersebut sempat menunda jadwal pada hari pembukaan untuk mendiskusikan goncangnya pasar modal dunia kemarin. Namun, IMF berpendapat bahwa "volatilitas" yang dipicu oleh kekhawatiran atas pasar hipotik Amerika Serikat (AS) itu tidak mempengaruhi proyeksi ekonomi global mereka. Deputi Direktur Pelaksana IMF, John Lipsky, mengatakan mereka tetap mengacu pada proyeksi yang dirilis pekan lalu bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2007 dan 2008 adalah 5,2 persen. Lipsky mengatakan, IMF memprediksi adanya koreksi di pasar kredit beberapa bulan lalu dan mengindikasikan bahwa guncangan terakhir merefleksikan pasar yang semakin tahan resiko. "Pasar pada dasaranya sulit dipastikan dan bagi pengamat di luar pasar, tampak sedikit berantakan," kata Lipsky. "Tapi, di sisi yang lebih luas, ini cenderung membuat pasar menjadi lebih efektif. Kami tidak berpikir ulang untuk proyeksijangka panjang kami," katanya. Namun demikian, Lipsky menyebutkan reaksi pasar dapat menjadi ancaman potensial bagi ekonomi dunia. "Kami menganggap resiko bagi ekonomi masih ada. Kenaikan volatilitas keuangan dan meningkatnya harga energi menambah resiko yang ada," ujarnya. "Meskipun proyeksi jangka panjang kami tetap baik, kami tidak ingin mengatakan tidak ada masalah dengan ekonomi. Kami katakan resikonya berimbang dan kami akan mengamatinya dengan penuh kehati-hatian," tegasnya. Menurut Menkeu Australia, Peter Costello, diskusi awal pada pertemuan dua hari itu berfokus pada volatilitas pasar modal. "Ada ketidakstabilan yang jelas di wajah ekonomi global saat ini. Kami telah melihat ini di pasar modal, kami telah melihat ini di pasar uang," ujar Costello. "Topik diskusi pertemuan ini adalah bagaimana menyelesaikan ketidakstabilan ini, dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah ketidakstabilan ini sehingga tidak berujung pada penyesuaian yang lebih radikal," katanya. Costello mengatakan, ke-21 Menkeu di pertemuan itu membahas peran APEC dalam berbagi pengalaman menghadapi fluktuasi pasar, termasuk pelajaran yang diperoleh dari krisis keuangan satu dekade lalu. "Sudah saatnya kita berkumpul di sini 10 tahun kemudian untuk membahas pelajaran-pelajaran yang diperoleh dari krisis itu dan memastikan kerjasama untuk menghindari ketidakseimbangan global yang dapat mempengaruhi kawasan ini," katanya. Costello mengatakan lembaga-lembaga keuangan di kawasan Asia tumbuh semakin kuat. "Arsitektur yang ada semakin kuat daripada 10 tahun lalu dan banyak yang telah dipelajari, tapi Anda bodoh jika menganggap tidak ada tantangan lainnya di luar sana," katanya. Costello tidak mengkhawatirkan penurunan yang terjadi di pasar modal Australia yang turun 5 persen dalam sepekan terakhir, namun sebenarnya telah tumbuh 7 persen sejauh ini. "Koreksi terjadi di pasar modal, pasar modal bukan pertaruhan yang sekali jadi, dan orang-orang mesti menyadari itu," ujarnya. Bursa Australia mengalami kejatuhan terbesar sejak serangan teroris 11 September pada Rabu kemarin, tapi PM John Howard mengatakan sistem keuangan mereka akan bisa bertahan dari "goncangan seperti ini." "Saya sangat yakin sistem keuangan Australia kuat, stabil dan aman," kata Howard. Bursa Australia ditutup menguat 1,2 persen, Kamis, setelah turun 3,3 persen kemarin, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007