New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS memperpanjang penguatan terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya terus meningkat.
Perwakilan Perdagangan AS mengatakan pada Selasa (10/7) bahwa Washington sedang mempersiapkan untuk mengenakan tarif 10 persen terhadap 200 miliar dolar AS impor lainnya dari Tiongkok.
Pengumuman itu datang hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif 25 persen pada 34 miliar dolar AS barang-barang impor dari Tiongkok.
Di sisi ekonomi, Indeks Harga Produsen untuk permintaan akhir naik 0,3 persen pada Juni, disesuaikan secara musiman, mengalahkan konsensus pasar untuk kenaikan 0,2 persen, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Rabu (11/7).
Pada basis tidak disesuaikan, indeks permintaan akhir bergerak naik 3,4 persen untuk 12 bulan yang berakhir pada Juni, kenaikan 12 bulan terbesar sejak naik 3,7 persen pada November 2011.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,58 persen menjadi 94,701 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi 1,1672 dolar AS dari 1,1749 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3205 dolar AS dari 1,3215 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia merosot ke 0,7370 dolar AS dari 0,7402 dolar AS.
Dolar AS dibeli 112,03 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,29 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9962 franc Swiss dari 0,9924 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3208 dolar Kanada dari 1,3120 dolar Kanada.
Baca juga: BI: kurs rupiah masih berpeluang menguat
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018