"Pajak adalah tulang punggung negara di Indonesia. Masyarakat harus paham betapa pajak memiliki peran penting dalam memperkokoh perekonomian nasional dan pembangunan negara," kata Misbakhun pada seminar "Membangun Kesadaran Pajak" di Jakarta, Rabu.
Mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan itu dalam presentasinya juga menjelaskan soal masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, yang terlihat dari "tax ratio". Angka produk domestik bruto (PDB) Indonesia terus mengalami kenaikan, sedangkan "tax ratio" termasuk dari sumber daya alam migas dan pertambangan hanya pada angka 11 persen. "Angka 11 persen ini jauh dari harapan. Pertanyaan besarnya adalah, kenapa sampai saat ini 'tax ratio' cenderung menurun setiap baseline PDB kita naik?” ujarnya.
Politisi Partai Golkar menjelaskan, seluruh bangsa Indonesia membayar pajak, meskipun pajak yang dibahar adalah pajak pertambahan nilai (PPN). Di hadapan peserta seminar yang mayoritas adalah mahasiswa itu, Misbakhun menjelaskan, bahwa dalam teori kontrak sosial, negara mengikat masyarakatnya melalui pajak dalam model apa pun. "Inilah yang ingin saya sadarkan bahwa Anda tidak bisa melawan negara dalam peran menjalankan kewajiban," ujarnya.
Misbakhun menambahkan, saat ini sekitar 80 persen penerimaaan negara Indonesia dari sektor pajak dan penerimaan negara tersebut dimanfaatkan untuk pembiayaan pembangunan. "Pajak ini adalah bagian dari kepentingan nasional. Saya berdiri di sini bertujuan ingin membangun kesadaran bersama," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018