Tidak usah kaget dan risau, karena nanti akan turun pada triwulan tiga."
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan terjadinya surplus neraca perdagangan pada Juni 2018 senilai satu miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih tinggi dari proyeksi awal senilai 900 juta dolar AS.
"Data terakhir memperlihatkan neraca perdagangan Juni lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, semula surplus 900 juta, menjadi lebih tinggi dari satu miliar untuk Juni," katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.
Perry memastikan proyeksi surplus neraca perdagangan tersebut bisa sedikit menekan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit) pada triwulan II-2018 yang secara musiman diperkirakan masih lebih tinggi.
"Kami mengingatkan bahwa current account deficit musiman pada triwulan dua lebih tinggi. Tidak usah kaget dan risau, karena nanti akan turun pada triwulan tiga," katanya.
Baca juga: Gubernur Bank Indonesia: Pasar tidak perlu panik
Meski demikian, Perry Warjiyo menambahkan, untuk keseluruhan 2018 dapat dipastikan nilai defisit neraca transaksi berjalan masih berada di bawah 2,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Mei 2018 terjadi defisit senilai 1,52 miliar dolar AS.
Defisit tersebut dipicu oleh defisit pada sektor migas senilai 1,24 miliar dolar AS dan non-migas senilai 0,28 miliar dolar AS.
Nilai defisit pada sektor migas yang besar terjadi akibat pengaruh kenaikan harga minyak mentah dunia di pasar internasional.
Secara akumulatif, Januari hingga Mei 2018, defisit neraca perdagangan telah tercatat sebesar 2,8 miliar dolar AS. Pada periode sama 2017, neraca perdagangan tercatat surplus senilai 5,9 miliar dolar AS seiring dengan membaiknya kinerja ekspor.
Baca juga: Pelemahan rupiah masih bisa dikendalikan, kata Gubernur BI
Baca juga: BI: aliran dana masuk capai Rp13 triliun
Pewarta: Satyagraha
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018