Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei terbaru Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) menemukan bahwa publik menilai kurangnya aspek karakter religius pada sosok Joko Widodo dan Prabowo.

"Dari 12 kata sifat dan kepribadian, responden menilai Joko Widodo sosok santun, merakyat, dan humoris, sedangkan Prabowo Subianto dipersepsikan berpengetahuan luas, tegas, dan mengobarkan semangat. Namun keduanya dinilai rendah pada aspek religiusitas," ujar peneliti KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan mayoritas responden atau sebesar 49,8 persen menjadikan aspek karakter dan kepribadian capres serta cawapres sebagai pertimbangan utama dalam memilih Presiden dan Wakil Presiden,

Kunto mengatakan karena aspek itu, maka pilihan cawapres yang sesuai bagi Jokowi maupun Prabowo adalah yang bisa menambal karakter dan kepribadian masing-masing calon presiden.

"Jadi bila Pak Jokowi memandang perlunya figur santri sebagai cawapres memang tepat, sebab itulah yang dibutuhkan Jokowi," jelas Kunto.

Berdasarkan hasil surveinya, KedaiKOPI mengungkap nama-nama cawapres dari kalangan santri, berturut-turut sesuai elektabilitasnya yakni TGB Zainul Majdi (34,1 persen), diikuti oleh Romahurmuziy (27 persen), Muhaimin Iskandar (22,9 persen), Mohammad Mahfud MD (7 persen), Dien Syamsudin (6,1 persen), dan Said Aqil Siroj (2,9 persen).

"Tokoh-tokoh ini dipersepsikan sebagai santri yang mampu menduduki jabatan wakil presiden terutama untuk Pak Jokowi," ujar dia.

Sementara untuk urusan ketegasan, pemahaman publik sangat lekat dengan mereka yang berlatar belakang TNI/Polri. Mereka antara lain, Gatot Nurmantyo (43,2 persen), Agum Gumelar (30,7 persen), Tito Karnavian (15,2 persen), Moeldoko (8,7 persen), dan Budi Gunawan (2,2 persen).

"Nama pak Agum Gumelar memang agak mengejutkan karena beliau sudah lama tidak muncul dalam pemberitaan nasional. Namun Pak Agum memiliki tabungan popularitas serta teruji dalam lanskap politik Indonesia," kata Kunto.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018