Kasi Darurat pada badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah (BPBD) Kota Sabang, Budi di Sabang, Rabu menyatakan, akibat cuaca ektrem (angin kecang) puluhan pohon tumbang menutupi badan jalan sejak Selasa malam hingga Rabu dini hari.
"Sejak malam tadi anginnya sangat ektrem dan di anemometer terbaca kecepatan angin di teluk Sabang dari 25 hingga 42 knot dan informasi yang kami kumpulkan lebih 10 titik puluhan pohon tumbang menutupi badan jalan dan sempat mengganggu lalu lintas," katanya.
"Ada pun pohon yang tumbang meliputi, Tinjau Alam, Jalan Diponogoro, Cot Damar dan Cot Seuribee, dan petugas BPBD Kota Sabang yang terbagi dari dua tim langsung turun ke lokasi membersihkan pohon yang tumbang di jalan tersebut," kata Kasi Darurat BPBD Kota Sabang merinci lokasi kejadian.
Dampak dari cuaca ektrem tersebut katanya, sebatang pohon kelapa tumbang ke atas rumah warga di Komplek TNI AL Dewi Sartika dan insiden itu tidak menelan korban jiwa.
Kemudian lanjutnya, akibat cuaca ektem yang menerjang kepulauan paling ujung barat Indonesia tersebut sebuah bungalow di kawasan wisata Gampong (desa) Iboih pun tertimpa pohon pada malam hari.
"Bahkan malam tadi ada atap rumah warga yang terangkat diterjang badai dan syukur tidak ada korban jiwa. Terkait jumlah kerugian dari materil maupu nonmateril, kita belum merincikannya," ujar Budi.
Mengenai cuaca ektrem itu, Budi kembali mengingatkan, warga dan para wisatawan di Kota Sabang untuk lebih berhati-hati saat melintas wilayah pesisir dan menghindari melintas di bawah pohon-pohon besar.
"Kami imbau kepada semua warga Sabang maupun para pelancong agar lebih berhati-hati saat melintasi wilayah pesisir karena rilis yang dikeluarkan BMKG wilayah Sabang hingga 11 Juli masih berpotensi dilanda angin kencang dan gelombong laut tinggi," tutur Kasi Darurat BPBD Kota Sabang.
Kepala Stasiun Meteorologi Cot Bau U, Maimun Saleh, Sabang sebelumnya menyatakan kepulauan paling ujung barat Indonesia itu pada 7-11 Juli berpeluang dilanda cuaca buruk berupa tiupan angin kencang yang dapat mencapai di atas 25 knot atau 46,3 Km/jam.
"Mengenai potensi ini kami mengimbau masyarakat nelayan untuk selalu memperhatikan keselamatan saat melaut dan perahu nelayan harus mewaspadai angin kencang hingga 15 knot atau 27,78 Km/jam dan potensi gelombang laut 1,25 meter," kata Siswanto.
Kemudian, lanjutnya, untuk perahu tongkang juga perlu meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi angin dengan kecepatan hingga 16 knot atau 29,632 Km/jam dan potensi ketinggian gelombang laut hingga 1,50 meter.
Sedangkan kapal ferry atau jenis roro katanya, perlu meningkatkan kewaspadaannya saat angin berkecepatan hingga 21 knot atau 38,892 Km/jam dan potensi ketinggian gelombang laut 2,50 meter.
Begitu juga dengan kapal ukuran besar (Kapal Cargo dan Kapal Pesiar) agar waspada terhadap angin dengan kecepatan 27 knot atau 50,004 Km/jam dan potensi ketinggian gelombang laut hingga 4,0 meter.
Baca juga: Belasan rumah diterpa badai di Aceh Besar
Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018