"Program ini ada banyak komponen selain diharapkan bisa memperkuat kelembagaan petani juga bisa menumbuhkan regenerasi petani," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono saat membuka "Koordinasi Persiapan Kegiatan READSI Dalam Rangka Perencanaan Kegiatan dan Anggaran PSPP Tahun Anggaran 2019" di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Momon, orientasi penguatan kelembagaan petani antara lain diwujudkan dalam bentuk penguatan gabungan kelompok tani, kelompok usaha bersama (KUB) pertanian, hingga korporasi petani.
Program READSI, menurut dia, juga diharapkan mampu membangun rasa percaya diri melalui pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor? pertanian dan non-pertanian.
"Tujuan utamanya adalah pemberdayaan rumah tangga di perdesaan di lokasi program baik secara individu maupun kelompok dengan keterampilan membangun rasa percaya diri serta meningkatkan taraf hidup petani," kata dia.
Baca juga: Menteri BUMN dukung peningkatan kesejahteraan petani kopi
Ia juga berharap program itu mampu mendukung regenerasi petani dengan dukungan mekanisasi alat mesin pertanina modern sehingga akan mampu meningkatkan minat generasi muda menjadi petani.
Program yang akan dilaksanakan bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD)itu, menurut dia, direncanakan dilaksanakan di enam provinsi dan 18 kabupaten. Enam provinsi yang disasar tersebut terdiri atas empat provinsi di Pulau Sulawesi dan 2 provinsi di kawasan perbatasan.
Momom mengatakan pada 2015 Kementan telah membuat program replikasi READ di dua wilayah perbatasan di Kalimantan Barat meliputi Kabupaten Sambas dan Sanggau dengan total anggaran Rp20 miliar per tahun.
Baca juga: Ribuan ton sawit petani Bengkulu membusuk tak terjual
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018