Jakarta (ANTARA News) - Dua kapal perang asing jenis Fregat kembali melakukan pelanggaran wilayah laut RI di sekitar perairan Kepulauan Natuna. Kapal perang asing itu tertangkap layar monitor pesawat intai Boeing 737 milik TNI Angkatan Udara, yang tengah bergabung dalam latihan bersama TNI AU dengan Angkatan Udara Singapura (Royal Singapore Air Force/RSAF), di Kepulauan Natuna, Kepri, Kamis. Dua kapal perang asing yang melintas di perairan kepulauan Natuna tampak pada koordinat 02.38.21N dan 107.26.00E dengan heading 050 derajat. Kedua kapal perang jenis Fregat dan Logistik dengan nomor lambung dan bendera yang kurang jelas tersebut tampak membawa sebuah helikopter yang tengah melakukan manuver dari satu kapal ke kapal lainnya. Menurut Direktur Latihan (Dirlat) Kolonel Pnb. IB. Putu Dunia hasil identifikasi kapal perang tersebut langsung dikoordinasikan dengan pihak terkait khususnya TNI Angkatan Laut dan Mabesa TNI AU. "Ternyata kapal perang tersebut milik sebuah negara adikuasa yang akan berlayar ke Jakarta, namun haluannya berlawanan dengan arah tujuan," katanya. TNI AU sejak 31 Juli hingga 2 Agustus menggelar latihan udara bersama dengan RSAF dengan sandi Camar Indopura XV/07 yang digelar di Lanud Ranai Kepulauan Natuna. Tujuan latihan meningkatkan profesionalisme personel dan mempererat hubungan bilateral kedua negara khususnya kedua Angkatan Udara melalui latihan Maritim Surveillance. Sasaran latihan untuk meningkatkan kemampuan personel awak pesawat Boeing 737 khususnya dalam taktik dan tehnik air surveillance dalam melaksanakan Operasi militer selain Perang (OPSM). Dalam pelaksanaan air surveillance dikembangkan tehnik "search and locate", "air contact procedure and target info" serta "Tactical Communication and Inflight Report" antara pesawat Boeing 737 TNI AU dengan F-50 Maritim Patrol Aircraft (MPA) milik RSAF. Bentuk latihan lain adalah joint air surveillance antara Boeing 737 TNI AU dengan Fokker-50 RSAF dalam Operasi Militer Selain Perang dan macam latihan berupa air reporting procedure and post flight report serta metode latihan berupa briefing, radio contact procedure, cross cover dan identification process.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007