... tapi (diminta) buatlah proposal untuk kapasitas misalnya 200 juta butir per tahun untuk munisi dan proplan bisa sampai 600 hingga 800 ton...

Jakarta (ANTARA News) - PT Pindad (Persero) diminta agar meningkatkan produksi amunisi dan propekan. Ini sebagai langkah untuk mengurangi impor kedua produk di sektor pertahanan itu sekaligus mewujudkan kemandirian di bidang industri pertahanan.

Direktur Utama PT Pindad (Persero), Abraham Mose, di Jakarta, Selasa, menyatakan, BUMN yang dia pimpin itu harus bisa mandiri dalam produksi munisi dan propelan (bahan peledak pendorong peluru). Saat ini kebutuhan amunisi dan propelan masih harus dipenuhi oleh impor.

Mose ada di Jakarta untuk turut dalam rapat di Kantor Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman.

"Untuk mandiri di amunisi berarti kami harus menambah kapasitas munisi kami melalui investasi," katanya. Untuk itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Pandjaitan, meminta PT Pindad segera menyiapkan proposal untuk pembangunan penambahan (pabrik) amunisi dan propelan.

Kendati demikian, ia belum dapat menyebut nilai investasi yang diperlukan. Ia menyebut saat ini kapasitas produksi amunisi Pindad mencapai sekitar 197 juta butir per tahun dan diharapkan bisa meningkat hingga 300 juta butir per tahun pada 2019 mendatang.

Ada pun produksi propelan diharapkan bisa meningkat menjadi 600-800 ton untuk mendukung produksi amunisi.

"Tadi belum sampai bicara kekurangan dana tapi (diminta) buatlah proposal untuk kapasitas misalnya 200 juta butir per tahun untuk munisi dan proplan bisa sampai 600 hingga 800 ton," kata Mose.

Pewarta: Ade Junida
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018