Tokyo (ANTARA News) - Pemerintah Jepang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi nominal mereka untuk tahun anggaran 2007 menjadi 2,1 persen, sama dengan perhitungan pertumbuhan riil yang baru, sehingga diperkirakan rencana pemerintah untuk mengakhiri deflasi akan tertunda. Dalam laporan Kantor Pemerintahan Jepang, Kamis, terungkap bahwa proyeksi pertumbuhan nominal direvisi dari sebelumnya 2,2 persen, dan menaikkan estimasi pertumbuhan riil menjadi 2,1 persen dari sebelumnya 2,0 persen. Pertumbuhan pada faktor-faktor pendorong deflasi, yang merefleksikan pergerakan harga secara umum, juga akan direvisi ke bawah dari sebelumnya 0,2 persen menjadi nol persen. Menteri Kebijakan Ekonomi dan Fiskal Hiroko Ota akan menyerahkan hasil proyeksi terbaru itu kepada Dewan Kebijakan Ekonomi dan Fiskal pemerintah pada Senin (6/8) mendatang. Proyeksi ekonomi pemerintah diperbarui pada setiap musim panas dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi terbaru. Dengan proyeksi pertumbuhan nominal awal 2,2 persen dan pertumbuhan riil 2,0 persen, pemerintah sebelumnya berharap dapat mengakhiri deflasi, yang telah memberatkan ekonomi Jepang dalam enam tahun terakhir. Sebagai fenomena tertentu yang mempengaruhi deflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi nominal turun di bawah tingkat riil yang tidak terpengaruh pergerakan harga. Pertumbuhan yang lamban pada upah dan harga telah gagal membalikkan keadaan, sehingga mengesankan Jepang akan gagal keluar dari deflasi secepat yang diharapkan, demikian laporan Kyodo News. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007