Jakarta (ANTARA News) - Pengembang teknologi "fuel cell" Profesor Dr Eng Eniya Listiani Dewi dianugrahi Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) 2018 atas upayanya dalam mengembangkan energi baru terbarukan dengan menggunakan bahan baku lokal.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Unggul Priyanto dalam acara penganugerahan di kantor BPPT Jakarta, Selasa, mengatakan dipilihnya Prof Eniya meraih penghargaan BJHTA 2018 ditentukan oleh dewan juri dengan seleksi ketat.
"Penghargaan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie (BJHTA) adalah pemberian penghargaan tertinggi kepada insan pelaku teknologi dan menghasilkan karya nyata yang memberikan dampak di bidang teknologi dalam bentuk inovasi atau invensi yang menghasilkan inovasi," kata Unggul.
Teknologi fuel cell yang dikembangkan oleh Prof Eniya telah diuji coba sebagai sumber energi untuk sepeda motor dan sumber tenaga cadangan di berbagai peralatan.
Proses produksi gas hidrogen pada Fuel Cell dikembangkan dari limbah biomassa dengan bahan baku limbah cair industri kelapa sawit.
Fuel Cell penemuan Profesor Eniya ini memiliki keunggulan yang bisa menghasilkan energi 10 kali lipat baterai lithium.
Fuel Cell sangat ramah lingkungan dengan tidak menghasilkan suara bising dan hasil pembuangan yang hanya berupa air murni dengan efisiensi energi 65 persen.
Fuel Cell juga bisa digunakan sebagai back up server yang berefisiensi tinggi, perawatan yang mudah, serta tidak beremisi.
Gas biohidrogen dari limbah biomassa merupakan energi terbarukan yang dapat digunakan untuk menaikkan efisiensi pembakaran serta menggunakan metode green hydrogen.
Prof Dr Eng Eniya Listiani Dewi, B.Eng, M.Eng merupakan perempuan kelahiran Magelang tahun 1974 yang juga mendapatkan penghargaan nasional dan internasional atas hasil karyanya.
Eniya mendapatkan penghargaan sebagai Ikon Berprestasi Indonesia 2017, Wirakarya 2016, Pahlawan Riset dan Teknologi 2016. Soegeng Sarjadi Award 2014, Duta Iptek Indonesia 2012, Habibie Award 2010 bidang Ilmu Rekayasa, Patent Innovation Award, Asia Excellence Award 2009, KOUKENKAI Award 2003, dan lain-lain.
Eniya yang saat ini menjabat sebagai Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi menyelesaikan studi sejak sarjana hingga doktoral di Jepang dan mendapat gelar Profesor Riset di Bidang Teknologi Proses Elektrokimia pada 2016.
Baca juga: Kreator "Fin Komodo" dianugerahi BJ Habibie Award
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018