Surabaya (ANTARA News) - Maskapai penerbangan swasta nasional Sriwijaya Air untuk tahun 2007-2008 menginvestasikan Rp200 miliar untuk "meremajakan" armada pesawatnya, karena saat ini 17 unit pesawat yang dioperasikan jenis Boeing 737 seri 200 dan 300 merupakan produk tahun 1980-an. Presdir Sriwijaya Air (SA) Chandra Lie mengemukakan hal tersebut kepada wartawan di Bandara Husen Sastranegara Bandung, Kamis, di sela-sela penerbangan perdana jalur Surabaya-Bandung yang mulai dilayani SA setiap hari pukul 08.00 WIB dari Surabaya. "Secara bertahap kita akan memperbaharui armada yang ada dengan sistem leasing. Dana Rp200 miliar itu untuk sewa empat unit pesawat Airbus 320 seri 300 dan 400 atau Boeing 737 seri 400 dan 700 buatan tahun 1990-an," ungkapnya. Armada pesawat "baru" tersebut, kelak digunakan untuk melayani jalur penerbangan Surabaya-Balikpapan, Makassar hingga Palu PP (pergi-pulang), Bandung-Surabaya-Denpasar hingga Kupang PP, Surabaya-Makassar-Manado-Ternate. Ia mengakui bahwa untuk mendapatkan armada pesawat jenis terbaru, dalam arti buatan tahun 1990-an dengan sistem leasing tidaklah semudah "membalikkan telapak tangan", karena harus pesan jauh hari dan bisa mendapatkannya empat sampai lima tahun kemudian. "Contohnya, kita sudah pesan empat unit Airbus 320 yang satu pesawatnya berkapasitas 180 tempat duduk. Mitra kerja kita di AS baru bisa menyediakan pesanan kita tersebut tahun 2012," ungkap Chandra. Karena itu, sejak dini SA yang Nopember mendatang baru memasuki usia ke empat, secara bertahap menggantikan armada pesawat jenis Boeing 737 seri 200 buatan 1980-an dengan yang lebih baru lagi, yaitu Airbus atau Boeing buatan 1990 maupun 2000-an. Ia memaparkan bahwa SA sementara ini konsentrasi melayani penerbangan domestik, khususnya jalur ke Kawasan Timur Indonesia (KTI), dimana Surabaya merupakan "hub" (pintu gerbang). Bandung merupakan kota ke-29 yang disinggahi penerbangan SA, sementara penerbangan internasional --regional-- baru empat kota di Filipina, Singapura dan Malaysia.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007