Jakarta (ANTARA News) - PDI Perjuangan sudah mengerucutkan nama bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi calon presiden Joko Widodo dan nama tersebut sudah dikantongi Joko Widodo untuk diumumkan pada waktu yang tepat.
"Soal nama bakal cawapres, PDI Perjuangan sudah mengerucutkannya dan sudah dikantongi Pak Jokowi. Pengumuman dilakukan pada momentum yang tepat dan dalam cuaca yang cerah, secerah saat matahari terbit dari timur. Jadi, tunggu saja dan sabar," kata Hasto Kristiyanto kepada pers di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Senin.
Menurut Hasto, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo terus melakukan pertemuan secara intensif membicarakan persoalan kenegaraan, termasuk membicaraan soal figur bakaol cawapres yang akan mendampingi Joko Widodo dan persiapan pemilu 2019.
Pertemuan terbaru antara Megawati dan Joko Widodo, menurut dia, berlangsung di Istana Batu Tulis, Kota Bogor, pada Minggu (8/7), mulai pukul 18.30 yang berlangsung selama satu jam 50 menit. Pada pertemuan Minggu malam kemarin, Megawati dan Joko Widodo membicarakan beberapa hal strategis antara lain, terkait hasil kunjungan Presiden Bank Dunia, persiapan Asian Games, serta persiapan pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu presiden 2019.
Menurut Hasto, kedua pemimpin bertemu secara periodik, baik di Istana Merdeka, Istana Bogor, maupun Istana Batu Tulis, adalah pertemuan yang sangat penting. "Istana Batu Tulis sangat cocok, teduh, menghadap Gunung Salak, dengan gemuruh air sungai yang menciptakan suasana kontemplatif, serta membangun suasana kebatinan yang baik untuk membahas berbagai agenda strategis bangsa dan negara," katanya.
Dalam pandangan Hasto, pertemuan di Istana Batu Tulis tersebut menepis berbagai anggapan dari pengamat politik yang mencoba membuat jarak, bahkan memisahkan antara Presiden Joko Widodo dengan Megawati dan PDI Perjuangan. "Kepemimpinan Ibu Mega dan Pak Jokowi itu saling melengkapi dan satu kesatuan. Ibu Mega sangat kokoh dalam prinsip, dan berpolitik dengan keyakinan untuk rakyat, sementara Pak Jokowi dengan kemampuan teknokratisnya serta model kepemimpinan yang membangun dialog, merangkul, dan terus membumikan Pancasila dalam tradisi kepemimpinan yang merakyat," katanya.
Menurut dia, kedua pemimpin bangsa tersebut dapat disebut saling melengkapi, bersinergi, dan disatukan oleh ikatan emosional dengan Bung Karno, proklamator Indonesia.
Baca juga: Survei Puspek Unair tempatkan Jokowi-Muhaimin di urutan teratas
Baca juga: PBNU dukung Jokowi jika pilih Cak Imin
Baca juga: Relawan Jangkar Bejo harapkan Jokowi bersama Airlangga
Baca juga: Golkar dorong pasangan Jokowi-Airlangga pada pilpres 2019
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018